Selasa, 13 Agustus
2013 | 14:42 WIB
JAKARTA, KOMPAS
— Dengan diajukannya Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
(KSAD) Jenderal Moeldoko sebagai calon panglima TNI, jabatan KSAD akan diisi
personel baru. KSAD yang baru diharapkan bersikap netral mengingat jati dirinya
dan tidak sekadar menjadi alat pemerintah.
”TNI, termasuk
TNI AD, adalah alat negara,” kata Kiki Syahnakri, Ketua Badan Pengkajian
Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat, pekan lalu. Kiki mengingatkan, tugas
utama KSAD adalah membuat jajaran TNI AD siap tempur. Ini berarti terkait
dengan organisasi dan personel.
Oleh karena itu,
salah satu syarat penting bagi KSAD mendatang adalah kemampuannya dalam hal-hal
teknis militer. Ini mulai dari doktrin TNI AD secara umum hingga kemampuan
doktrin operasi, seperti lintas udara, gerilya, dan lawan gerilya.
”Banyak KSAD
yang diangkat karena alasan politis sehingga kurang memegang doktrin-doktrin
ini,” tutur Kiki.
Anggota Komisi I
DPR, TB Hasanuddin, mengatakan, dalam kondisi politik saat ini, ketika peran
TNI masih menjadi unsur penting dalam perhitungan politik, sulit melihat KSAD
sebagai jabatan yang benar-benar profesional. Menurut dia, siapa pun yang
menjadi KSAD dalam keadaan politik seperti ini mempunyai potensi bias politik.
Melihat hal tersebut,
kata Hasanuddin, ada kesan pembinaan karier di TNI, termasuk TNI AD, hanya
formalitas. Contohnya, KSAD Jenderal Moeldoko hanya tiga bulan menjadi KSAD
langsung diajukan menjadi calon panglima TNI. Padahal, dalam sistem pembinaan,
sebuah jabatan sebaiknya dipegang minimal selama enam bulan. Hal ini tentunya
bukan menjadi kesalahan yang bersangkutan, melainkan karena sistem yang belum
sempurna. Hal serupa juga berlaku dalam penentuan jabatan KSAD.
”Syarat menjadi
KSAD mengikuti merit system, yaitu calonnya adalah mereka yang saat ini bintang
tiga,” kata Hasanuddin. Calon kuat.
Di antara
beberapa perwira tinggi TNI AD yang menyandang pangkat letnan jenderal,
beberapa orang disebut-sebut sebagai calon kuat KSAD. Mereka adalah Sekretaris
Jenderal Kementerian Pertahanan Budiman, Sekretaris Jenderal Dewan Pertahanan
Nasional Waris, Panglima Komando Strategis Angkatan Darat Letnan Jenderal Gatot
Nurmantyo, dan Wakil KSAD Letnan Jenderal Muhammad Munir.
Kiki mengatakan,
dari kriteria netralitas dan faktor-faktor lain, seperti usia serta pengalaman
di bidang pembinaan dan penggunaan, menurutnya Gatot Nurmantyo adalah calon
KSAD yang paling kuat.
Sementara
Hasanuddin menyebutkan nama Budiman dan Muhammad Munir sebagai calon kuat KSAD.
Hasanuddin beralasan, kedua orang ini pernah menjadi orang kepercayaan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono, baik sebagai ajudan maupun sekretaris militer.