August 1, 2013,
11:00 am
JAKARTA,
MENITS.com - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Moeldoko menyatakan
kesiapannya menjadi Panglima TNI untuk menggantikan Laksamana TNI Agus
Suhartono yang memasuki masa pensiun pada 25 Agustus 2013.
"Seorang
prajurit dengan segala apa pun harus siap," kata KSAD di sela-sela Acara
Bazar Murah TNI AD yang bekerja sama dengan Artha Graha Peduli, di Markas Besar
TNI-AD, Jakarta, Kamis (1/8).
Ia mengaku,
dirinya saat ini masih menyiapkan diri untuk menjadi KSAD yang baik, dan
mengenai yang lain belum terpikirkan. Namun, bila ditunjuk sebagai Panglima
TNI, dirinya mengaku siap.
Soal kesiapan
untuk menghadapi uji kelayakan dan kepatutan di DPR, kata Moeldoko, dilihat
saja nanti.
Angota Komisi I
DPR dari Fraksi Hanura Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati berpendapat
Jenderal Moeldoko adalah perwira tinggi (Pati) cerdas dan intelektual yang
dipercaya mampu menghadapi tantangan maupun ancaman terhadap pertahanan negara
dengan baik serta komprehensif.
"Terlebih
sekarang kan sudah tak jamannya lagi perang tradisional, yang mengandalkan
sekadar otot dan alutsista, tapi perang modern yang sifatnya asimetrik. Ancaman
dari infiltrasi asing dengan berbagai cara tentu ke depan saya lihat bisa
meningkat eskalasinya. Situasi kawasan dewasa ini menuntut kecerdasan seorang
Panglima," ucap wanita yang mendalami intelijen ini.
Mengenai hanya
satu nama yang disodorkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Susaningtyas
memandang adalah hal wajar karena sebenarnya Panglima TNI dan Kapolri merupakan
hak prerogatif presiden. Lagipula secara tak tersurat kan ada kebiasaan
bergiliran.
Ia menambahkan
DPR dalam hal ini bukan menyeleksi, melainkan menyatakan sikap menyetujui atau
tak menyetujui saja.
Anggota Komisi I
DPR Helmy Fauzi mengatakan pihaknya akan menanyakan komitmen calon Panglima TNI
Jenderal TNI Moeldoko, yang saat ini masih menjabat Kepala Staf TNI Angkatan
Darat (KSAD) tentang penuntasan reformasi internal TNI dalam uji kelayakan dan
kepatutan di DPR.
"Kami akan
menggali sejauh mana komitmen Moeldoko dalam menyelesaikan pekerjaan rumah,
yakni reformasi internal TNI," katanya.
Menurut dia,
tugas Panglima TNI mendatang sangat berat karena selain adanya momentum Pemilu
dan Pilpres 2014, namun ada beberapa agenda reformasi internal yang mangkrak,
antara lain revisi UU Peradilan Militer, ancaman non tradisional, transparansi
dan efisiensi anggaran pertahanan.
"Jika
Moeldoko jadi Panglima TNI, maka kekuatan teritorial di perkotaan digeser ke
pengamanan perbatasan serta pulau terluar lebih diutamakan," kata politisi
PDIP ini.
Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono sudah mengajukan nama calon pengganti Panglima TNI Laksamana
Agus Suhartono ke DPR. Presiden SBY mengajukan nama Jenderal TNI Moeldoko, yang
belum lama ini ditunjuk menjadi KSAD.
Surat pengajuan
Moeldoko diterima DPR tanggal 23 Juli 2013. Moeldoko menjadi satu-satunya nama
yang diajukan oleh Presiden.