JAKARTA, Anggota Komisi I DPR Muhammad Najib
berharap Panglima TNI pengganti Laksamana Agus Suhartono menjaga netralitas
TNI dalam Pemilu 2014. TNI jangan mudah dirayu dan ditarik-tarik oleh siapa
pun juga dalam persoalan politik.
"Sebaliknya, siapa pun juga
baik masyarakat dan parpol politik, tidak mencoba-coba menyeret TNI ke dalam
urusan politik praktis. Kalau kita ingin memiliki TNI yang profesional, maka
kita semua, termasuk parpol, mestinya sama-sama menjaga netralitas TNI
tersebut dengan tidak mendekati dan mencoba menarik urusan politik pada TNI,"
ujar Najib di Jakarta, Sabtu (3/8).
Dalam kesempatan itu, Najib juga
mengatakan, hingga kini belum memiliki informasi dan bukti kuat atas dugaan Jenderal
TNI Moeldoko yang jadi calon tunggal Panglima TNI terlibat dalam sebuah
operasi bersandi 'Operasi Sajadah' di Jawa Barat.
"Karena itu, masukan
masyarakat seperti itu ditunggu Komisi I sebagai bahan dan pertimbangan dalam
proses fit and proper test Pak Moeldoko," kata Najib.
Ia menegaskan tidak memiliki
catatan buruk dari rekam jejak Moeldoko. Sebaliknya, kata Najib, Moeldoko
telah menunjukkan sejumlah prestasi sehingga pada akhirnya mengantarkan yang
bersangkutan menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat. Dan, kini dipromosikan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjadi Panglima TNI.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI
Priyo Budi Santoso meminta Komisi I DPR untuk menanyakan dan mendalami
informasi dugaan keterlibatan Jenderal Moeldoko dalam sebuah operasi bersandi
'Operasi Sajadah' dalam fit and proper
test yang bersangkutan sebagai calon tunggal Panglima TNI.
"Saya memang sempat dengar
juga informasi dari beberapa pihak terhadap dugaan keterlibatan Jenderal
Moeldoko dalam sebuah operasi dengan sandi 'Operasi Sajadah'. Karena itu, saat
melakukan uji kelayakan dan kepatutan, biarlah masalah ini
ditanyakan dan dikonfirmasi oleh anggota Komisi I," ujar Priyo di Kompleks
Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (31/7).
Menurut Wakil Ketua Komisi I DPR
Tubagus Hassanudin, Rabu (31/7), catatan publik yang cukup menarik dan
mendapat soroton tajam adalah saat Moeldoko menjabat sebagai Pangdam Siliwangi.
"Saat itu Kodam terlibat dalam 'Operasi Sajadah'," ujarnya.
Operasi tersebut dibuat Pemerintah
Provinsi Jawa Barat untuk menyisir para penganut Ahmadiyah di wilayah Jawa
Barat dan mengembalikan warga Ahmadiyah ke ajaran Islam yang benar. (Rully/Ant), Sumber Koran: Suara Karya (05
Agustus 2013/Senin, Hal. 04)