JAKARTA, Pengganti Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mendatang diharapkan
mampu menjaga netralitas TNI dalam Pemilihan Umum 2014. Dia harus tokoh yang
kokoh dan tidak mudah diseret oleh siapapun untuk terjun ke dalam persoalan
politik praktis.
"Selama ini Pangli ma TNI
telah mampu menunjukkan netralitasnya dalam urusan politik. Maka, penggantinya
harus tetap memegang komitmen itu untuk kepentingan negara," kata anggota
Komisi I DPR M Najib, di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, masyarakat, partai
politik, dan siapa pun, diminta tidak mencoba menyeret TNI ke dalam urusan
politik praktis. Kalau kita ingin memiliki TNI yang profesional, maka kita
semua, termasuk parpol, mestinya sama-sama menjaga netralitas TNI tersebut
dengan tidak mendekati dan mencoba menarik urusan politik pada TNI.
Soal calon tunggal Panglima
TNI yang sudah dikirimkan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono ke DPR, yakni Jendral TNI Moeldoko, Najib menilai, hingga
kini belum memiliki informasi negatif tentang calon itu. Ada sementara kalangan
menyebut, Jenderal TNI Moeldoko diduga terlibat dalam operasi bersandi
'Operasi Sajadah' di Jawa Barat, Najib belum punya informasi itu.
"Karena itu, masukan
masyarakat seperti itu ditunggu Komisi I sebagai bahan dan pertimbangan dalam
proses fit and proper test Pak
Moeldoko," kata angota Fraksi PAN itu.
TUNJUKKAN PRESTASI
Najib sendiri mengaku, sejauh ini
tidak memiliki catatan buruk dari rekam jejak Moeldoko. Justru, catatan yang
ada, tegas Najib, Moeldoko telah menunjukkan sejumlah prestasi sehingga pada
akhirnya mengantarkan yang bersangkutan menjadi Kepala Staf TNI Angkatan
Darat. Dan, kini dipromosikan Presiden SBY untuk menjadi Panglima TNI.
Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi
Santoso meminta Komisi I DPR untuk menanyakan dan mendalami informasi dugaan
keterlibatan Jenderal Moeldoko dalam sebuah operasi bersandi 'Operasi
Sajadah' dalam fit and proper test
yang bersangkutan sebagai calon tunggal Panglima TNI.
"Saya memang sempat dengar juga
informasi dari beberapa pihak terhadap dugaan keterlibatan Jenderal Moeldoko
dalam sebuah operasi dengan sandi 'Operasi Sajadah'. Karena itu, saat
melakukan uji kelayakan dan kepatutan, biarlah masalah ini ditanyakan dan
dikonfirmasi oleh anggota Komisi I," ujar Priyo di DPR Rabu lalu. (winoto/bu), Sumber Koran: Pos Kota (05
Agustus 2013/Senin, Hal. 10)