Jumat, 20 September 2013

TNI Berangkatkan 693 Prajurit ke Tanah Suci

Kamis, 19 September 2013 07:01 wib

JAKARTA - Sebanyak 693 anggota TNI tahun ini mendapat kesempatan berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji. Rinciannya, sebanyak 215 orang dari Badan Koordinasi Urusan Haji (Bakuh) TNI dan dan sisanya Non Bakuh.

Dari Bakuh TNI sebanyak 215 orang dengan rincian Timlak urusan Haji 43 orang Mabes TNI, 35 orang TNI AD, 58 orang TNI AL, 79 orang TNI AU. Sementara Non Bakuh TNI di wilayah masing-masing sebanyak 478 orang, dengan rincian 249 orang TNI AD, 118 orang TNI AL, 95 orang TNI AU dan 16 orang Mabes TNI.

Keberangkatan rombongan dilepas oleh Kepala Staf Umum TNI Marsdya TNI Boy Syahril Qamar mewakili Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko di Aula Gatot Soebroto Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, kemarin.

Dalam amanatnya yang dibacakan Marsdya TNI Boy Syahril Qamar, Panglima TNI mengatakan bahwa bersujud di depan Kakbah serta berwukuf di Padang Arafah dan bershalawat di Masjid Nabawi merupakan suatu kerinduan bagi seluruh umat Muslim. Kerinduan tersebut akan menjadi kebahagiaan yang lebih sempurna jika mendapat predikat Mabrur.

“Itulah esensi ibadah Haji, yang ingin diraih Kemabruran tentu diperlukan kesungguhan hati, persiapan perjalanan yang matang dan keikhlasan agar ibadah dapat dijalankan dengan baik sehingga diharapkan dapat lebih menghayati dan lebih khusyuk dalam melaksanakan setiap aktifitas dan rukun Ibadah Haji,” ujarnya.

 Ibadah Haji, terang panglima, adalah penegasan total makna meng-Esa-kan Allah SWT yang diungkapkan dalam semua aktifitas dari mulai gerakan hati, ucapan lisan, sikap perbuatan dan pengorbanan harta. Hal tersebut merupakan puncak ekspresi ketakwaan dalam Ibadah Haji, pada makna lain Ibadah Haji mengajarkan team spirit bagaimana seorang muslim melakukan aktifitas kolektif secara baik. Dengan demikian, ibadah haji adalah kegiatan yang selalu dilakukan dalam suasana kebersamaan dan kedamaian.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Panglima TNI menyampaikan bahwa ibadah haji juga mengajarkan bahwa keikhlasan tidak boleh dirusak oleh ekses-ekses popularitas dan setiap muslim yang melaksanakan haji harus dapat menjaga keikhlasannya bagaimanapun keadaannya, esensinya kepopuleran, pujian atau celaan orang-orang tidak boleh mengganggu niat dan motivasi untuk bekerja dan berkarya membangun kemajuan umat dan masyarakat kearah  yang lebih baik. (ful)

Muhammad Saifullah - Okezone