Posted: 18/09/2013 10:31
Liputan6.com, Jakarta : Institusi Polri sedang dirundung teror. Berkaca pada kasus-kasus penembakan sebelumnya, polisi mulai melengkapi personelnya dengan rompi anti-peluru. TNI sendiri tidak merasa tersaingi dengan peningkatan yang dilakukan Polri.
"TNI tugasnya menyiapkan kemampuan satuan dan kemampuan alat agar kita siap," ungkap Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman usai membuka Rapat Koordinasi Teknis TNI Manunggal Membangun Desa ke 91, di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (18/9/2013).
Selain itu, bila Polri meminta bantuan maka TNI siap membantu. Budiman mengatakan akan terus bersinergi dengan kepolisian. "Kalau polisi meningkatkan itu kewenangan kepolisian," kata mantan Wakil KSAD ini.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny F Sompie sudah mengatakan lembaganya membutuhkan anggaran tambahan untuk membeli alat pelindung guna menambah rasa aman bagi anggotanya yang bekerja di lapangan. Alat itu juga untuk persiapan menghadapi kondisi darurat kepolisian menyusul maraknya insiden penembakan terhadap anggota Polri.
Dibandingkan dengan negara lain, seperti Singapura, polisi lalu lintas di sana memiliki rompi anti peluru. Sehingga, lanjut Ronny, bila ada suatu kejadian, mereka siap menanganinya. "Lihat anggota lalin kita, tidak semua dilengkapi seperti itu," ujar Ronny.
Insiden penembakan sejak Juli 2013 lalu telah menewaskan 4 polisi dan 2 terluka. Terakhir, Jumat 13 September malam, Briptu Ruslan menjadi korban perampokan bersenjata api oleh 4 pelaku di Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Ruslan selamat namun kaki kiri korban tertembus timah panah ditembak pelaku dan Motor Kawasaki Ninjanya dibawa kabur pelaku. (Ism)