Jumat, 20 September 2013

Empat Kecamatan Rawan Konflik Pemilu

Rabu, 18 September 2013 10:47 WIB

GUNUNGKIDUL, TRIBUN - Komando Distrik Militer(Kodim) 0730 Gunungkidul mulai melakukan pemetaan wilayah rawan konflik pemilihan umum 2014. Ada empat kecamatan yang menjadi perhatian khusus dari pihak TNI karena dinilai memiliki tingkat kerawanan konflik cukup tinggi.

Empat kecamatan yang memiliki kerawanan konflik cukup tinggi yakni Wonosari, Ponjong, Nglipar dan Ngawen. Jajaran TNI bersama seluruh instansi terkait akan terus melakukan sosialisasi guna mengatisipasi terjadinya konflik dalam masyarakat.

Komandan Kodim 0730 Gunungkidul, Letkol (Arh) Herman Toni mengatakan tahun 2014 mendatang, kerawanan konflik antar warga masyarakat pendukung parpol cukup tinggi. Untuk itu mulai saat ini semua pihak harus sudah mulai melakukan upaya pencegahannya.

“Kita terus melaksanakan komunikasi dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda serta semua pihak yang terkait,”ucapnya seusai menghadiri acara komunikasi sosial Kodim 0730 dengan keluarga besar TNI, Selasa(17/9).

Herman menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan empat kecamatan tersebut rawan konflik. Kecamatan Wonosari menjadi daerah yang paling rawan konflik karena menjadi lokasi kantor-kantor parpol. Sementara kecamatan Ponjong menjadi daerah rawan konflik pemilu karena banyak tokoh parpol yang berasal dari wilayah tersebut.

Sedangkan kecamatan Nglipar dan Ngawen menjadi daerah rawan konflik karena banyak calon legislatif yang bertarung di wilayah tersebut. Masing-masing calon legislatif akan berusaha keras untuk mencari dukungan. Hal tersebut bisa memicu ketegangan antar pendukung sehingga bisa berakhir dengan tindakan kekerasan.
TNI, kata Herman, akan bersikap netral dalam pemilihan umum 2014 mendatang. Untuk itu, TNI akan berusaha keras untuk menjaga kondisi keamanan sehingga pelaksaan pemilihan umum bisa berjalan lancar, jujur dan adil.

“Kalau ada konflik, harus diredam sehingga tidak meluas. Setiap permasalahan yang muncul harus diselesaikan dengan musyawarah sehingga tidak meluas,”jelasnya.

Terpisah, Ketua Panwaslu Gunungkidul, Buchori Ichsan mengatakan pihaknya pihaknya akan menggandeng pihak TNI dan Polri untuk melakukan pengamanan pelaksanaan pemilu. Diharapkan, dengan adanya pihak keamanan, konflik bisa dicegah sehingga pelaksanaan pemilu bisa berjalan lancar jujur dan adil.

“Seperti tahun sebelumnya, daerah rawan konflik akan mendapatkan pengamanan ekstra dari pihak kepolisian dan TNI,”ucapnya.

Dia menambahkan, daerah yang rawan konflik ini dipetakan berdasar banyaknya caleg yang bertarung. Semakin banyak caleg yang bertarung, maka kerawanan konflik akan semakin tinggi. Selain itu, daerah rawan konflik lain adalah wilayah yang mantan kepala desanya maju dalam pemilihan legislatif.

“Desa yang mantan kepala desanya menjadi calon legislatif cukup rawan terjainya konflik. Kami akan bersama petugas keamanan akan menempatkan petugas untuk mencegah terjadinya konflik antar pendukung caleg,”imbuhnya. (Penulis: has & Editor: ikrob_didik)