Senin, 02
September 2013, 17:11 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Kepolisian Daerah (Polda) Papua bersama pasukan TNI masih melakukan
upaya penanganan atas peristiwa penyerangan kelompok bersenjata di Distrik
Tingginambut, Puncak Jaya, Sabtu (31/8). Dugaan para pelaku yang sudah
menewaskan satu anggota TNI dalam penyerangannya ini ialah Organisasi Papua
Merdeka (OPM) pun masih terus diselidiki.
Sementara
perburuan masih dilakukan, Polda Papua dan TNI terus memantapkan penjagaan di
distrik Tingginambut. Langkah ini dilakukan mengingat, wilayah tersebut
merupakan rute vital.
Dijelaskan
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Kombes I Gede Sumerta Jaya,
Tingginambut merupakan wilayah lalu lalang pasokan barang ke wilayah Puncak
Jaya. Untuk itu, apapun yang terjadi kestabilan di distrik tersebut harus terus
dijaga. "Tapi atas peristiwa kemarin secara tidak langsung pasokan barang
terganggu," ujar dia dihubungi Republika dari Jakarta, Senin (2/9).
Gede mengatakan,
para pengantar pasokan barang kebutuhan makan, minum dan material bangunan bagi
Kabupaten Puncak Jaya cukup ketakutan atas peristiwa itu. Alhasil suplai barang
pun dikhawatirkan akan tersendat.Untuk itulah Polda Papua dan TNI selain fokus
mengejar para pelaku juga menebalkan penjagaan di wilayah Tingginambaut.
"Ya tapi
secara keseluruhan semua masih lancar. Kalau wilayah Tingginambut terganggu
memang akan ikut memperlambat pembangunan di Puncak Jaya," ujar Gede.
Sebelumnya, regu
Satuan Tugas Bantuan Kemanusiaan (Satgasban) Papua ditembaki saat menjaga rute
ini. Tim berjumlah 17 orang ini diserang dari bukit tak jauh dari wilayah itu.
Satu anggota TNI atas nama Pratu Andre gugur. Ia tewas setelah terlibat baku
tembak dengan kelompok penyerang. Jenazahnya kini telah dikembalikan ke kampung
halamannya di Sumatra Selatan. (Reporter : Gilang Akbar Prambadi & Redaktur
: Dewi Mardiani)