Rabu, 04 September 2013 00:27
JAKARTA - Pembelian delapan helikopter serbu Apache dari Amerika Serikat sudah komplit dengan senjata dan pelatihan. Sebelum heli datang, pihak Boeing sebagai produsen akan memberi training untuk para penerbang TNI Angkatan Darat.
“Ya, itu paket all in. Termasuk senjata, peralatan, teknologinya, juga training untuk pilot secara khusus,” ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai meninjau persiapan latihan kontra terorisme di Sentul, kemarin.
Purnomo menjelaskan, Boeing juga akan memberi panduan untuk awak darat atau ground crew yang bertanggungjawab dalam operasional Apache. “Ini memang berbeda dengan heli-heli yang kita punya sebelumnya, perlu ada penyesuaian terutama teknik,” kata mantan wakil gubernur Lemhanas itu.
Pusat penerbang TNI AD baru pertama kalinya akan memiliki Apache. Armada yang sudah dimiliki saat ini adalah helikopter MI-17 dan MI-35 dari Rusia dan helikopter Bell 412 yang merupakan joint production antara Kanada dan PT Dirgantara Indonesia.
Pembelian senilai US$600 juta itu sudah resmi sejak nota kerjasama ditandatangani antara Purnomo dan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Chuck Hagel di Jakarta pada 26 Agustus lalu. Helikopter akan datang secara bertahap mulai tahun depan.
Tipe Apache yang dibeli Indonesia dari Amerika Serikat adalah AH-64E Block III sebanyak delapan unit. Apache tipe ini merupakan tipe terbaru walau bukan tercanggih . Apache paling mutakhir adalah jenis AH-64D Longbow yang kini dimiliki Angkatan Darat Singapura.
Jenis yang sama dengan yang dibeli Indonesia, AH-64E Apache telah dikirimkan ke Taiwan sebanyak 30 unit. Tentara darat India juga memesan 22 unit. Juga, pemerintah Qatar yang memborong 24 unit. Apache tipe ini juga dimiliki oleh Korea Selatan yang dioperasikan oleh tentara daratnya.
TNI AD berencana membuat satu skadron helikopter serang untuk memperkuat perbatasan Indonesia. Untuk bisa disebut skadron, setidaknya membutuhkan 16 helikopter. Karena itu, Kemhan berharap PTDI bisa memenuhi delapan sisanya. “Kita akan bicarakan secara khusus dengan PTDI. Tipenya nanti disesuaikan, yang jelas karakternya helikopter serbu,” pungkas Purnomo. (rdl/bmn)