SALAH satu perubahan fundamental
dari era reformasi ialah keluarnya TNI dari arena politik praktis di Indonesia.
Namun, kerisauan akan netralitas TNI dalam pemilu masih menghantui perhelatan
pesta demokrsi itu di Tanah Air. Untuk mengetahui lebih jauh tentang komitmen
TNI-AD dalam pemilu, wartawan Media Indonesia Siska Nurifah mewawancarai Kepala
Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Budiman, saat berjunjung ke kantor redaksi
Media Indonesia, Jakarta, kemarin. Berikut petikannya.
Pemilu 2014
sudah didepan mata. Apakah Anda bisa menjamin TNI, khususnya Angkatan Darat
akan bersikap netral dalam pemilu mendatang?
Sejak tahun 1998, sistem demokrasi mulai
ditegakkan, dan sejak saat itu TNI berkomitmen untuk bersikap netral.Kami
sudah membuktikan itu di tahun 2004 dan 2009, kami full netral.Para anggota pun sudah dewasa dan mengerti
demokrasi.Kita tak bisa lagi memihak salah satu calon.Konyol jika berani
berpihak.Jelas kita harus netral.
Terus
bagaimana dengan anggota keluarga TNI?
Kita (tentara) memang tidak punya hak pilih.Tapi
keluarga memiliki kebebasan tanpa pengaruh siapa pun.Keluarga bebas untuk
memilih.
Bagaimana
kita Anda dalam meningkatkan profesionalisme TNI-AD?
Kami memiliki kewajiban untuk meningkatkan
profesionalisme.Mulai dari peningkatan kualitas fisik, rasa tanggung jawab,
keahlian, kedisiplinan, dan sebagainya.Saat ini anggota Angkatan Darat sebanyak
315 ribu.Setiap tahun kami memecat 50 anggota yang melakukan pelanggaran.Ini bentuk
profesionalisme kami.Meskipun kami akui saat ini memang memiliki kesulitan
dalam hal rekrutmen.Karena keinginan masyarakat untuk menjadi tentara
berkurang.
Soal
pembelian peralatan perang baru, sering mendapat sorotan...?
Kami telah membeli High Mobility Artilery Rocket System (Himars) untuk dua batalion.
Kita pilih Himars karena memiliki efek counter
terorisme yang lebih fokus. Kami tidak beli lewat broker, langsung dari
pabrik.Dengan bernego untuk memperoleh harga termurah dengan kualitas terbaik
dari Eropa.Kami begitu terbuka soal pembelian alat.
Bagaimana
perencanaan jangka panjang TNI-AD ke depan?
Kami telah menyeleksi 100 lulusan akademi militer
yang paling aktif dan terbaik dari tahun 1984 hingga 2003. Untuk menyusun
konsep lima tahun ke depan. Mereka akan mendesain visi jangka panjang menuju
TNI AD yang profesional dan modern.
Dalam
pandangan TNI-AD, apa sih ancaman bangsa ini sekarang?
Bebicara soal ancaman, TNI AD lebih berkonsentrasi
untuk mempersiapkan ancaman dari luar.Contohnya, Papua ada banyak kepentingan
di dalamnya yang sewaktu-waktu bisa pecah.Dan berbicara soal Papua, masalahnya
begitu berat dan tidak bisa dianggap enteng.Kami juga melakukan serangkaian
ekspedisi dalam upaya pertahanan wilayah Papua.Kami pun mencoba masuk bagaimana
rakyat mencintai kita, dan memberikan kemajuan pembangunan di dalamnya.
Bagaimana
soal kesejahteraan anggota TNI-AD, apakah alokasi anggaran yang ada sudah
memadai?
Gaji prajurit lumayan, pangkat terendah bisa
mencapai Rp3,9 juta. Cukup ditambah dengan renumerasi.Secara keseluruhan biaya
belanja barang di bawah 20%, 80% untuk gaji.(P-3), Sumber Koran: Media Indonesia (24 Oktober 2013/Kamis, Hal. 06)