2013 02:30 WIB
TRIBUNNEWS.COM,
KEFAMENANU
- Menyusul bentrokan di kawasan perbatasan Indonesia dan Timor Leste, angkatan
bersenjata dari kedua negara bekerja sama menjaga wilayah perbatasan.
Pengamanan
bersama itu, dilakukan anggota TNI dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan
Batalyon Infanteri 743/PSY dan Unido Patruofomento Fronteira dari Policia
Nasional de Timor Leste.
Sebelumnya,
bentrokan terjadi di wilayah perbatasan kedua negara, yaitu antara warga Nelu
dan warga Leolbatan. Nelu masuk wilayah Desa Sunsea, Kecamatan Naibenu,
Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Indonesia, sedangkan
Leolbatan merupakan wilayah Desa Kosta, Kecamatan Kota, Distrik Oekusi, Timor
Leste.
Komandan
Kodim 1618 Kabupaten TTU, Letnan Kolonel Arm Eusebio Hornai Rebelo, kepada
wartawan di markas Kodim, Rabu (23/10/2013), mengatakan, kegiatan patroli itu
merupakan upaya meminimalisasi konflik. "Patroli bersama TNI dan UPF
membawa senjata, mengawasi lahan yang tidak boleh dikelola," kata dia.
Pengolahan
lahan yang sebenarnya sudah dilarang tersebut dikhawatirkan akan memunculkan
provokasi yang dapat memicu konflik. Eusebio mengatakan, saat ini kondisi di
Nelu sudah aman. Konflik yang terjadi beberapa waktu lalu dipicu aksi berebut
tanah dan perusakan sejumlah kuburan leluhur di wilayah zona netral.
Bentrok
tersebut terjadi pada Rabu (16/10/2013). Menurut tokoh pemuda Desa Sunsea,
Wilem Oki, kuburan warga Nelu dirusak warga Timor Leste dari suku Tua Nono.
Perusakan kuburan itu, ujar dia, terjadi ketika warga Timor Leste membuat jalan
baru yang masuk 500 meter ke zona netral. (Editor:
Reza Gunadha & Sumber: Kompas.com)