TNI akan mendapat sistem rudal baru berupa rudal
Mistral dariPerancis dan Starstreak buatan Inggris. Keberadaan dua rudal ini
dipersiapkan untuk menjaga ibukota Jakarta dari berbagai serangan udara.
Rencananya kedua sistem rudal ini akan ditempatkan di gedung-gedung pencakar
langit yang ada di ibukota.
Sampai tulisan ini dibuat, satuan Artileri
Pertahanan Udara (Arhanud) TNI AD masih mengandalkan rudal Grom sebagai elemen
SAM (surface to airmissile) utama,
menggantikan peran rudal Rapier yang 'harus' dikandangkan sejak tahun 2002 akibat
pasokan suku cadang yang tak lagi diproduksi.
Grom memang memperkuat dua detasemen Arhanud TNI
AD, tapi sayangnya rudal buatan Polandia ini punya performa yang dibawah
standar.Meski unggul dalam kecepatan gelar tempur, tapi dalam beberapa uji
coba penembakkan hasilnya kurang memuaskan dalam beberapa kali latihan.
Kabar berhembus jika Grom tidak cocok untuk
beroperasi di medan bersuhu panas, seperti Indonesia. Sebagai solusi penggantinya,
kini Arhanud TNI AD sedang melirik Mistral dalam platform Atlas.Bila dilihat
sekilas, Atlas mirip dengan Simbad, pengorasiannya dilakukan manual oleh
seorang juru tembak, di mana dalam platform peluncur terdapat dua rudal yang
siap tembak.
Arhanud TNI AD akan dipersenjatai rudal Mistral
buatan Perancis pada 2014. Mistral telah digunakan TNI AL untuk melindungi
kapal perang dari serangan udara.Mistral dipasang di ranpur Komodo produksi
PT PINDAD.Sistem rudal Mistral yang dibeli oleh TNI AD dari tipe Atlas, dimana
penembakan rudal dilakukan oleh seorang prajurit yang duduk di sistem peluncur
dan dibantu tiga prajurit.
Sistem peluncur dapat dicopot dari ranpur, jika
medan operasi tidak dapat dijangkau oleh ranpur pembawa sistem peluncur.
Peluncuran rudal dipandu oleh radar MCP, dimana mampu mendeteksi sasaran awal
30 km dan menangkap 20 sasaran pada waktu bersamaan.Radar dirancang
berkemampuan anti-jamming, penindaan
teman atau musuh dan dapat dioperasikan siang dan malam di segala medan serta
cuaca. Radar MCP dioperasikan oleh tiga prajurit.
Rudal Mistral mempunyai jarak tembak effektif 6,2
km dan ketinggian 4 km. Kecepatan rudal mencapai 2,5 mach dandiklaim
probabilitas melumat sasaran hingga 97 persen. Spesifikasi Mistral, panjang
1,86 m, diameter 90 mm, berat 18,7 kg, kecepatan luncur 800 m/detik atau 2,6
mach, jangkauan efektif hingga 5,3 km, dengan sistem pemandau infra merah,
mekanisme peledakan laser proximity atau
impact triggered, dan mesin solid
rocket motor.
Selain itu Arhanud akan juga dipersenjatai rudal
Starstreak jarak tembak effektifnya lebih jauh dari Mistral. Kedua jenis rudal
iijii akan menggantikan peran rudal RBS-70 dan Rapier dalam menjaga kedaulatan
NKRI.
Rudal Starstreak buatan Thales Air Defence Inggris merupakan SHORAD (short range air defence) rudal anti pesawat high velocity. Setelah ditembakkan kecepatannya terus berkembang
hingga 3,5 Mach, untuk mengejar sasaran sejauh 7 kilometer. Starstreak dipandu
tiga laser beam, untuk meningkatkan
kesuksesan mengunci dan menyergap pesawat musuh.Misil ini pun dilengkapi
sistem foe and friend, sehingga
tidak salah menembak sasaran.Starstreak digunakan Inggris sejak tahun 1997,
dengan kemampuan yang terus dikembangkan."Startstreak II diluncurkan
tahun 2007, bisa menyergap pesawat lebih jauh dan dioperasikan dari berbagai
ketinggian (helikopter dan kapal laut).
Jarak efektif startstreak dalam menyergap sasaran
0,3 -7 kilometer. Saat ini Indonesia menggunakan sebagian besar varian Lightweight Multiple Launcher (LML).Satu
unit Starstreak LML terdiri dari tiga rudal siap tembak, yang dipasang di atas
kendaraan tempur ringan. Sementara varian SP HVM, dipasang di atas kendaraan
lapis baja Stormer dengan8 misil aktif. Stormer Indonesia yang berfungsi
sebagai pengangkut pasukan, bisa menjadi senjata yang menakutkan jika dipasang
Startstreak SP HVM.
Hingga saat ini ada tiga negara pengguna
Startstreak: Inggris, Indonesia dan Afrika Selatan. Indonesia merupakan
pengguna terbesar Starstreak dengan 135 sistem LML.Rudal rudal tersebut disebar
ke seluruh satuan Arhanud, untuk menjaga obyek vital di bawah kodam masing-masing.
Yang jelas, Indonesia membeli sekitar 100 rudal
Starstreak beserta peralatan pendukungnya dan sebagian bersifat mobile.Dengan demikian, selain rudal
Starstreak, Indonesia juga memiliki rudal Mistral yang dipasang di kendaraan
Taktis Komodo. Tampaknya rudal Starstreak lebih diperuntukkan untuk
pertahanan titik menggantikan rudal Rapier TNI-AD, sementara rudal mistral
akan embeded dengan pergerakan pasukan. Rudal Starstreak antara lain telah
ditempatkan di Yon arhanudse-10/l/F sebanyak satu baterai, Kodam Jaya. (han/dari berbagai sumber), Sumber Koran:
Pelita (25 Oktober 2013/Jumat, Hal. 17)