Kamis, 24
Oktober 2013, 21:24 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane
mengatakan, Kapolri baru harus dapat membangun hubungan baik dan sinergi dengan
TNI, tidak hanya di antara para petinggi Polri dan TNI, namun juga antaraparat
kedua lembaga.
"Kapolri harus menggerakkan Polri untuk terus-menerus
mengajak TNI bersinergi. Jangan sampai Polri bersikap arogan dengan merasa
'powerful' (berkuasa) dan meninggalkan TNI," kata Neta saat dihubungi di
Jakarta, Kamis (24/10).
Menurut dia, selama ini ada beberapa kesenjangan antara Polri dan
TNI sehingga membuat aparat jajaran bawah dari kedua lembaga itu sulit untuk
bekerja sama, salah satunya adalah kesenjangan ekonomi.
"Ada kesenjangan ekonomi antara TNI dan Polri karena selama
ini ada sektor-sektor tertentu yang sebelumnya dikerjakan oleh aparat TNI.
Namun, sektor itu sekarang diambil alih oleh Polisi, khususnya dalam penyediaan
jasa pengamanan," jelasnya.
Oleh karena itu, kata dia, Kapolri harus dapat mendorong institusi
Polri untuk bisa bersikap terbuka dan mengajak serta para aparat TNI dalam hal
pengamanan.
"Dalam hal ini, masing-masing atasan TNI dan Polri di daerah
harus paham untuk mengendalikan semua. TNI harus diberi kesempatan juga untuk
pengamanan 'event-event', seperti Pilkada, Pemilu Legislatif, dan
Pilpres," ujarnya.
Selanjutnya, ia mengatakan untuk meningkatkan kebersamaan antara
Polri dan TNI, kedua lembaga dapat bekerja sama dalam mengadakan acara atau
kegiatan olahraga, budaya, dan kesenian.
"Selain itu, bila ada ajang kebudayaan atau olahraga di
daerah-daerah, pemerintah daerah harus menyertakan TNI dan Polri dalam hal
pengamanan sehingga tidak ada kesenjangan di antara keduanya," kata Neta. (Redaktur : Yudha Manggala P Putra & Sumber
: Antara)