Rabu, 02 Oktober 2013

Wakil Ketua KPK: Polri perlu contoh TNI



Selasa, 1 Oktober 2013 16:17:38


Wakil Ketua KPK, Adnan Pandu Praja , meminta agar Polri belajar dari TNI dalam penanganan kasus yang melibatkan anggotanya. Mereka harus mengedepankan kepentingan negara dibanding kepentingan kelembagaan.

"Harusnya kasus Cebongan dan mantan Pangdam V/Brawijaya Letnan Jenderal Purn Djaja Suparman membuat Polri berbenah. TNI sudah lebih baik," kata Adnan di Medan, Selasa (1/10).

Menurut dia, perlu ada rasa besar hati dalam penanganan kasus. Penegak hukum tidak boleh mengutamakan kepentingan lembaganya.

Adnan menambahkan, potensi konflik kelembagaan terkait penanganan sebuah kasus tidak boleh menghalangi penanganan kasus yang lebih luas. Pintu koordinasi dan supervisi tetap harus dibuka luas.

"Jadi kalau kita tangani kasus simulator, yang lain jangan ditutup," tegasnya.

Terlebih, lanjut dia, KPK sengaja didirikan karena institusi kepolisian dan kejaksaan tidak bekerja dengan baik. Padahal seharusnya, kedua lembaga inilah yang lebih berperan dalam pemberantasan korupsi. Jika kepolisian dan kejaksaan tidak optimal, maka KPK akan mengambil alih demi kepentingan negara.

"Harapan kami ke Pak Sutarman (calon tunggal Kapolri) untuk lebih mementingkan kepentingan negara dibandingkan kepentingan lembaga," sebut Adnan.

Dia berharap Sutarman saat menjabat Kapolri berbeda dengan Sutarman saat berbintang tiga. "Kalau menjadi Kapolri harus menjadi Sutarman yang lain," ucapnya.

Adnan pun menyatakan KPK tetap membutuhkan penyidik dari Polri. Namun mereka juga menyiapkan penyidik dari internal KPK. "Itu sudah kami lakukan," katanya.

Pencalonan Komjen Sutarman menjadi Kapolri mengingatkan publik pada konflik kelembagaan antara Polri dan KPK, yang dipicu penanganan kasus Simulator SIM di Korlantas Polri oleh KPK. Sutarman yang menjabat Kabareskrim menjadi sosok yang berseberangan dengan KPK soal penanganan kasus itu. [lia]