Selasa, 01 Oktober 2013

Wakasad: Bangsa Indonesia harus tetap mewaspadai bangkitnya komunis



Selasa, 01 Oktober 2013 06:54 WIB


LENSAINDONESIA.COM: Renungan suci memperingati 48 tahun pemberontakan G 30 S PKI, berlangsung di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta Timur, Senin malam (30/9/13). Acara ini cukup khusuk lantaran diisi  pengajian dan tahlilan.

Menurut  Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Letjend TNI M Munir, bangsa Indonesia harus tetap mewaspai bangkitnya komunisme dalam berbagai bentuk. Hal ini harus ditanamkan dalam setiap sanubari bangsa Indonesia, karena pada dasarnya komunisme tidak akan pernah mati.

“Pemberontakan PKI terhadap pemerintah yang sah untuk mengganti dengan ideologi komunis,” kata Wakasad.

Acara ini, menurutnya, menjadi momentum penyadaran upaya untuk meredam kembali, dan membangkitkan paham bahwa komunis harus diwaspadai. “Bahkan, metamorfosa masyarakat dengan kebebasan, hukum dan HAM, bahkan meninjau kembali UUD,” kata Wakasad.

Lebih lanjut Wakasad menegaskan, paham komunis memiliki bahaya laten dan sebagai musuh bersama yang harus kita lawan. Untuk itu, perlu membentengi diri dari ideologi komunis yang bisa merusak sendi-sendi kehidupan beragama bagi bangsa Indonesia.

“Kesetiaan menjalankan Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia ini harus menjadikan kita sebagai bangsa Indonesia yang  terlindungi dari segala tipu muslihat komunis,” kata Wakasad, mengingatkan.

“Mala mini, kita merenungi dan mendoakan para Pahlawan Revolusi yang gugur agar diberikan ketenangan di alam barzah. Dan pada tanggal 1 Oktober, kita upacara bersama Presiden RI,” ujarnya.

Sementara itu, Putra (alm) MT Haryono, Rianto Nurhadi mengucapkan terima kasih kepada Kodam Jaya/ Jayakarta yang  melaksanakan doa dan tahlilan dalam memperingati hari Pahlawan Revolusi di Lubang Buaya .

“Saya selalu ingat sewaktu usia 9 tahun, dan  waktu itu kejadiannya ketika kami terlelap tidur. Pada tanggal 1 Oktober menghadapi penculik, mereka membunuh ayah dengan secara keji. Kejadian tersebut membuat seluruh keluarga korban hancur akibat G 30 S PKI tersebut. Kami kehilangan sang ayah dan bangsa Indonesia juga kehilangan para tokoh pejuang bangsa, karena gugur di tangan para komunis yang ingin menggantikan Ideologi bangsa kita, yakni Pancasila,” kata Rianto.

Dalam kegiatan renungan memperingati G 30 S PKI ini dihadiri Pangdam Jaya Mayjen TNI E Hudawi Lubis, Walikota Jakarta Timur HR Krisdianto, dan keluarga besar almarhum Jenderal TNI Ahmad Yani. @winarko