Rabu, 02 Oktober
2013 | 13:54 WIB
Metrotvnews.com,
Jakarta: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggandeng
Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam rangka mendapatkan akseptor KB baru.
Kerja sama ini diharapkan bisa membawa Program KB kembali menuai sukses.
Selain itu
kerjasama ini diharapkan bisa menyosialisasikan penggunaan KB jangka panjang di
kalangan masyarakat terutama yang berada di pulau terpencil, terjauh, dan
terluar.
Kepala BKKBN
Fasli Djalal mengatakan TNI sudah menghimbau kepada para anggotanya untuk
memiliki hanya dua anak saja sejak lama. Kemitraan dengan menggandeng TNI
karena TNI memiliki jaringan yang luas dari mulai tingkat provinsi hingga desa
diseluruh Indonesia seperti Babinsa dan Korem yang memiliki fungsi pelayanan.
TNI, lanjut
Faisli, sebelumnya sudah memulai kemitraan dengan bidan desa. "Secara
nasional sudah dijamin sampai kabupaten/kota. Jumlah ketersediaan alat KB
bervariasi antara 3,7 bulan sampai 36 bulan di semua daerah. Semua
didistribusikan ke puskesmas dan klinik-klinik," ujar Fasli saat ditemui
di Jakarta, Rabu (2/10).
Ia mengatakan
BKKBN kini sudah mengangkat ahli farmasi baru untuk membenahi gudang-gudang
obat mereka. BKKBN juga memberikan bantuan sejumlah dana kepada beberapa
Pemerintah Daerah (Pemda) agar alat-alat KB terdistribusi hingga ke tingkat
bawah di daerah tersebut.
Selain menyasar
akseptor KB baru, kemitraan antara penyuluh BKKBN dan personel Babinsa serta
Korem ini juga dimaksudkan untuk mengarahkan mereka ke penggunaan kontrasepsi
jangka panjang.
Selain untuk
menurunkan kegagalan KB melalui program penggunaan kontrasepsi jangka pendek,
penggunaan kontrasepsi jangka panjang juga dianggap lebih aman. Seperti untuk
implan sekali dipasang dapat bertahan untuk tiga tahun dan untuk IUD dapat
bertahan untuk enam bulan.
Penggunaan
kontrasepsi jangka pendek memiliki resiko kegagalan yang lebih besar daripada
jangka. Jika pemakainya lupa, itu dapat mengakibatkan terjadinya kehamilan yang
tak diinginkan.
Terdapat sekitar
dua juta calon pengantin baru setiap tahunnya. Mereka, lanjutnya, juga bisa
dijadikan sasaran untuk memulai program KB sedini mungkin agar ada perencanaan
sebelum menikah.
"Penyuluh
dapat bekerja sama dengan Babinsa dan instansi-instansi di bawah TNI yang
menjangkau banyak daerah sehingga sasaran dapat langsung dijemput," tandas
Fasli. (Vera Erwaty Ismainy & Editor: Irvan Sihombing)