BANDUNG, TNI Angkatan Darat ingin meningkatkan
kapasitas Bintara Pembina Desa (Babinsa) dengan pengetahuan.Tujuannya, agar Babinsa
yang jadi ujung tombak pembinaan teritorial TNI AD itu bisa bekerja lebih
efektif mengikuti perkembangan masyarakat.
"Kalau
Babinsa bagus, kita bisa kurangi kemungkinan terorisme karena kita bisa tahu
siapa-siapa saja yang ada di sebuah wilayah dan apa yang dia lakukan,"
kata Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal Budiman, Rabu (16/10), di depan
sekitar 650 Babinsa dari Jawa Barat. Hadir dalam acara itu Pangdam III
Siliwangi Mayjen Dedi Kusnadi Thamim, dan Dankodiklat TNI AD Letjen Lodewijk
Paulus.
Budiman
mengatakan, saat ini Babinsa bekerja dibimbing naluri. Namun, sedang dilakukan
proses agar para Babinsa memiliki pengetahuan soal demografi dan geografi.
Selain itu, juga ada penguatan kapasitas Babinsa yang ada di kota agar personel
Babinsa bisa mengikuti perkembangan dan berkomunikasi dengan masyarakat.
Para Babinsa
sendiri ingin meningkatkan diri.Serda Deden Saepudin misalnya, minta agar
diadakan radio serta kemungkinan untuk dibiayai kuliah.Koptu Sudrajat dari
Babinsa Karangsari minta senjata untuk operasi.Budiman mengatakan, selama ini
memang biaya operasi minim. Namun, ia mengatakan, telah ada kenaikan signifikan
yaitu dari 1-2persen jadi 7-8 persen dari total anggaran TNI AD.
Masalah
penanganan keamanan dan sinergi dengan Polri juga masih menjadi pertanyaan.Beberapa
Babinsa bertanya, bagaimana kalau ada pihak yang minta pengamanan tempat
hiburan."Pengamanan tugas polisi, tapi kalau ada indikasi rusuh, kalian
harus siap.Di kota besar, usahakan beri bantuan kalau ada yang kesulitan, biar
dihargai," kata Budiman.
Perlengkapan
operasi juga jadi pertanyaan. Dari seluruh Babinsa yang hadir, lebih dari
delapan puluh persen tidak memiliki motor dinas. Budiman mengatakan, tahun
anggaran ini ada pembagian 4.000 motor untuk TNI AD seluruh Indonesia.(EDN),
Sumber Koran: Kompas (18 Oktober 2013/Jumat, Hal. 05)