Senin, 7 Oktober 2013 - 08:04:44
Berpindah-pindah tugas menjadi hal yang biasa bagi aparat negara, termasuk TNI. Tak terkecuali Frits Wilem Rizard Pelamonia, yang sempat berpindah ke beragam kesatuan. sampai akhirnya ditunjuk menjadi Danyonif di tempat yang dia bangun sembilan tahun silam.
PERTAMA kali bertugas di Kaltim, pria kelahiran Ambon, 17 November 1971 bertugas di Kodam VI/Tanjungpura (sebelum menjadi Kodam VI/Mulawarman) pada 2003. Waktu itu, Frits masih menjabat sebagai Danton di Grup 2 Kopassus.
“Kemudian saya mendapat perintah, menjadi pelatih dalam rangka pembentukan Batalyon Raider di Kodam VI/Mlw pada tahun itu juga,” kata pria berpangkat Letnan Kolonel Infanteri ini.
Menjadi pelatih pembentukan Batalyon Raider tidak dijalani lama. “Ya, sekitar enam bulan. Kemudian saya kembali lagi ke kesatuan lama saya di Grup 2 Kopassus,” imbuhnya.
Enam tahun kemudian, setalah ayah dua anak ini selesai Pendidikan Seskoad pada 2010, Fritz lalu mendapatkan Surat Perintah untuk kembali bertugas di Kodam VI/Mlw sebagai Pabandya Ops Kodam VI/Mulawarman.
“Saya hanya sekitar 11 bulan saja menjadi Pabandya Ops Kodam VI/Mulawarman. Setelah itu, saya dipindah tugaskan sebagai Danyon Taruna Remaja (Tingkat II) di Akademi Militer Magelang dari tahun 2011-2012,” ujarnya.
Tanggal 28 September 2012 menjadi saat bersejarah baginya. Suami dari Jussie Agustina ini, kembali mendapatkan Surat Perintah untuk bertugas di Kodam VI/Mulawarman. Hatinya senang dapat kembali bertugas di tanah Kaltim yang menjadi tolok ukur kariernya di dunia militer.
“Saya menjabat sebagai Danyonif 600/Raider sampai sekarang. Dan saya cukup senang dapat memimpin Yonif 600/Raider selama lebih dari setahun ini,” terangnya.
Selama bertugas di Kodam VI/Mulawarman banyak sekali pengalaman didapatkan oleh Fritz. Dirinya sangat bangga terhadap kesatuannya, karena banyak sekali bawahannya yang berada di Yonif 600/Raider yang berprestasi di bidang olahraga militer maupun olahraga umum. “Prestasi dari anggota kami juga tidak hanya di tingkat Kodam atau daerah. Tapi juga sampai tingkat nasional,” ucapnya.
Ia mengungkapkan beragam prestasi kesatuannya, mulai dari memperoleh medali emas lomba menembak, medali emas kelas beregu Yongmodo dalam HUT Kodam VI/Mlw ke-55. Selain itu, untuk olahraga umum, anggotanya juga berhasil memperoleh medali emas kelas 69 Kg, medali emas kelas 60 Kg, dan medali emas kelas 81 Kg di Kejuaraan Provinsi Tinju Kaltim dan prestasi nasional lainnya.
Selama bertugas di Kodam VI/Mulawarman, pengalaman yang paling berkesan baginya adalah saat ditunjuk sebagai Komandan Upacara Parade dan Defile dalam rangka HUT TNI yang ke 68 pada 5 Oktober lalu.
“Selain sebagai Komandan Upacara pada HUT TNI yang ke 68, saya juga bertindak sebagai koordinator demonstrasi Yongmoodo, Antiteror serta Demonstrasi Penggagalan Kegiatan Pembalakan Liar. Ini pengalaman paling berkesan bagi saya selama tugas di sini (Kodam VI/Mulawarman),” katanya.
Yongmoodo adalah seni bela diri asal Korea Selatan, yang sejak tahun 2008, sudah menjadi olahraga wajib TNI AD. Yongmoodo sejalan dengan falsafah militer yang menjunjung sportivitas dan patriotisme. Seni beladiri Yongmoodo sendiri mengandalkan ketepatan, kecepatan dan kekuatan dalam duel jarak dekat.
“Saya salah satu yang menjadi koordinator untuk bela diri Yongmoodo di Kodam VI/Mulawarman,”jelasnya. (*/rkp/far/k1)