AKSI brutal
pelajar makin menakutkan.Tawuran di jalanan seperti kesetanan saling menyerang
antar pelajar tidak menghiraukan kepentingan warga disekitarnya.Aksi terkahir
sungguh mengerikan karena menggunakan air keras.Akibatnya korban pun berjatuhan
hingga belasan. Tindakan sama sekali tidak mencerminkan perilaku seorang pelajarsekolah. Di sisi
lain kalau tindakan ini ditiru oleh pelajar-pelajar lain, yang selama ini
sudah membawa senjata tajam atau benda lainnya untuk tawuran, bisa
dibayangkan, betapa banyak korbannya. Ketika RN, 18, yang beraksi pada Jumat
(4/10) pagi di bus PPD 213 di kawasan Jatinegara, seorang diri, korban yang
jatuh sudah belasan. Bagaimana bila ada pelajar lain yang meniru perilaku buruk
ini di setiap tawuran menggunakan cairan berbahaya tersebut. Apalagi untuk
membeli air keras yang membahayakan itu tidak sulit dan relatif murah.
SEKOLAH KODAM
Di era Hendro
Priyono menjadi PangdamJaya, pernah diadakan sekolah khusus Kodam Jaya sebagai
langkah konkrit mengatasi maraknya tawuran pelajar.Saat itu tawuran pelajar
juga semakin brutal, ganas melukai lawannya termasuk berani
membajakbus.Kondisi ini benar-benar menimbulkan ketakutan warga bahkan trauma
ketika melihat rombongan pelajar.
Situasi sekarang
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kondisi masa itu.Seperti RN yang kini
sudah ditangkap petugas.
"Harus ada
tindakan yang nyata tegas meski tidak harus keras.Kalau berkaca dari tindakan
RN, berarti selama tindak ada pembinaan yang membuat anak itu jera.Karena itu
perlu dibuat pola yang membuat mereka jera dan tidak melakukan perbuatan
buruknya lagi," kata Krimonolog Univeristas Budi Luhur Murtiyuwono.
Dia setuju pola
yang dilakukan era Hendropriyono.Apapun kritikan orang yang penting adalah
hasilnya. Dan ternyata cara itu efektif untuk mencegah tawuran antar pelajar.
Program itu juga diikuti di Kodim Tangerang dengan siswa dari beberapa anak STM
berbeda.(untung), Sumber Koran: Pos Kota (07 Oktober 2013/Senin, Hal. 05)