Jumat, 11 Oktober 2013

PTBA Angkat Mantan Panglima TNI Sebagai Komisaris Utama yang Baru

Kamis, 10 Oktober 2013 | 12:12     

Jakarta - PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) menetapkan Agus Suhartono sebagai komisaris utama merangkap komisaris independen perseroan yang baru. Jabatan tersebut sebelumnya diduduki oleh Patrialis Akbar sejak 22 Desember 2011. Patrialis kini telah menduduki pos baru sebagai Hakim Mahkamah Konstitusi.

Sementara Agus Suhartono dikenal sebagai mantan Panglima TNI. Keputusan pengangkatan Agus tersebut ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan yang digelar di Hotel Ritz Caltron Kuningan, Jakarta Rabu (10\10). Disamping itu para pemegang saham juga merestui pengunduran diri Patrialis dalam jabatan tersebut.

Direktur Utama PTBA, Milawarma usai RUPSLB tersebut mengungkapkan masuknya Agus dapat meningkatkan kinerja perseroan dimasa datang.

Terkait progress kinerja PTBA per kuartal ketiga 2013, dari sisi penjualan perseroan berhasil membukukan kenaikan penjualan batu bara sebesar 17 persen menjadi 13,24 juta ton. Pada periode yang sama tahun 2012 angka penjualan perseroan tercatat sebesar 11,36 juta ton.

Dari penjualan tersebut sebanyak 53 persen atau 7,02 juta ton dijual ke pasar ekspor, selebihnya 6,22 juta ton atau 47 persen merupakan pasar domestik.

Posisi penjualan ekspor tersebut tercatat meningkat 36 persen dibanding periode yang sama tahun 2012 yang hanya sebesar 5,15 persen. Ekspor baru bara tersebut ditujukan antara lain ke Taiwan sebesar 2,24 juta ton (31 persen), India sebesar 1,85 juta ton (26 persen), Cina sebesar 1,20 juta ton (17 persen), Malaysia 0,99 juta ton (14 persen), Jepang 0,47 juta ton (6,5 persen) dan Vietnam 0,24 juta ton (3,5 persen).

Selain progres penjualan, Milawarma juga memaparkan perkembangan terakhir soal rencana ekspansi PTBA di Vietnam. Menurutnya saat ini sifatnya baru tahap penjajakan dan survey.

"Belum ada kontak menyangkut investasi, tapi bidangnya yaitu pembangkit listrik dan, batu bara," ujarnya.

PTBA, kata Mila, telah melakukan survey ke negara yang dijajaki dan akan dilanjutkan kajian ataupun keekonomiannya atas rencana tersebut.

"Kita kaji apakah kita akan melakukan invetasi, kalau iya berapa porsi dan besarannya," ujarnya. (Penulis: Mashud Toarik/FER & Sumber:Majalah Investor)