Selasa, 8 Oktober 2013 | 20:30 WIB
TIMIKA, KOMPAS.com – Kapolda Papua Irjen Pol Tito Karnavian menegaskan aparat kepolisian dibantu TNI sangat siap untuk mengamankan pelaksanaan pemungutan suara Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Mimika periode 2013-2018 pada Kamis (10/10/2013).
Hal itu dikatakan Tito usai memimpin pertemuan tertutup jajaran kepolisian dan TNI se-Kabupaten Mimika di Timika, Selasa (8/10/2013). Tito mengatakan, jumlah personel Polri dan TNI yang disiagakan sangat memadai.
“Dari Polres (Mimika) sendiri ada, BKO Polda Papua lebih dari 300 personel dan sudah dikirim semua. Kemudian dari TNI sangat stand by sekali, baik dari Kodim 1710 Mimika, Brigif XX IJK, serta dari Lanal Timika dan Satuan Radar 243 yang siap mendukung kepolisian,” ungkap Tito.
Tito berharap, selain kesiapan Polri dan TNI, diharapkan juga ada komitmen dari semua kandidat pasangan calon bupati dan wakil bupati beserta pendukungnya untuk melaksanakan pilkada yang damai. “Kepada pasangan calon dan pendukung harus siap untuk menang dan juga siap untuk kalah,” jelas Tito.
Situasi keamanan dan ketertiban di Mimika saat ini masih kondusif, meskipun muncul sejumlah masalah seperti daftar pemilih tetap, adanya desakan mundur terhadap Bupati Mimika yang maju dalam pilkada, serta putusan PTUN Jayapura yang memerintahkan verifikasi ulang terhadap dua kandidat yang tak lolos verifikasi.
Tito menegaskan, semua masalah bisa diselesaikan dengan baik, melalui pendekatan dengan semua pihak. “Kalau pun ada yang tidak puas, sebisa mungkin melalui mekanisme yang legal dan tidak melakukan pengerahan massa. Jikalau ada tindakan yang mengarah kepada tindak anarkis, pasti akan kami tindak tegas,” ungkap Tito.
Potensi permasalahan lain, jelas Tito, adalah tidak adanya pelaksanaan penyampaian visi misi dan debat kandidat calon bupati. Namun informasi yang diterimanya, bahwa para kandidat tidak mempermasalahkan hal ini, karena sudah tertuang saat kampanye.
Kepada masyarakat Kabupaten Mimika, Tito berpesan untuk tidak mudah terprovokasi karena pilkada adalah pesta rakyat. “Kalau pasangan yang didukung kalah, jangan melakukan aksi-aksi yang lain. Siapapun mereka yang terpilih, dipilih oleh mayoritas kita harus didukung,” jelasnya.
Senada dengan pernyataan Panglima Kodam XVII Cenderawasih, Mayor Jenderal Inf Christian Zebua, sehari sebelumnya, Tito menegaskan netralitas Polri dan TNI dan hanya sebagai pendukung terlaksananya pilkada yang aman.
Menurut dia, permasalahan di lapangan yang berkaitan dengan mekanisme pemilu, akan menjadi tanggung jawab KPU bersama Panwaslu, kecuali jika terjadi tindak pidana murni. “Kalau aparat harus turun tangan, langkah pertama adalah persuasif. Upaya-upaya yang represif, apalagi yang menggunakan senjata, tembakan, saya minta kalau mungkin itu dihindari. Hindari jangan sampai jatuh korban dari pihak masyarakat dan aparat,” tegasnya.
Pemilihan Bupati Mimika untuk periode 2013-2018, rencananya digelar pada 10 Oktober mendatang yang akan diikuti oleh 11 pasangan calon. (Editor : Kistyarini)
TIMIKA, KOMPAS.com – Kapolda Papua Irjen Pol Tito Karnavian menegaskan aparat kepolisian dibantu TNI sangat siap untuk mengamankan pelaksanaan pemungutan suara Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Mimika periode 2013-2018 pada Kamis (10/10/2013).
Hal itu dikatakan Tito usai memimpin pertemuan tertutup jajaran kepolisian dan TNI se-Kabupaten Mimika di Timika, Selasa (8/10/2013). Tito mengatakan, jumlah personel Polri dan TNI yang disiagakan sangat memadai.
“Dari Polres (Mimika) sendiri ada, BKO Polda Papua lebih dari 300 personel dan sudah dikirim semua. Kemudian dari TNI sangat stand by sekali, baik dari Kodim 1710 Mimika, Brigif XX IJK, serta dari Lanal Timika dan Satuan Radar 243 yang siap mendukung kepolisian,” ungkap Tito.
Tito berharap, selain kesiapan Polri dan TNI, diharapkan juga ada komitmen dari semua kandidat pasangan calon bupati dan wakil bupati beserta pendukungnya untuk melaksanakan pilkada yang damai. “Kepada pasangan calon dan pendukung harus siap untuk menang dan juga siap untuk kalah,” jelas Tito.
Situasi keamanan dan ketertiban di Mimika saat ini masih kondusif, meskipun muncul sejumlah masalah seperti daftar pemilih tetap, adanya desakan mundur terhadap Bupati Mimika yang maju dalam pilkada, serta putusan PTUN Jayapura yang memerintahkan verifikasi ulang terhadap dua kandidat yang tak lolos verifikasi.
Tito menegaskan, semua masalah bisa diselesaikan dengan baik, melalui pendekatan dengan semua pihak. “Kalau pun ada yang tidak puas, sebisa mungkin melalui mekanisme yang legal dan tidak melakukan pengerahan massa. Jikalau ada tindakan yang mengarah kepada tindak anarkis, pasti akan kami tindak tegas,” ungkap Tito.
Potensi permasalahan lain, jelas Tito, adalah tidak adanya pelaksanaan penyampaian visi misi dan debat kandidat calon bupati. Namun informasi yang diterimanya, bahwa para kandidat tidak mempermasalahkan hal ini, karena sudah tertuang saat kampanye.
Kepada masyarakat Kabupaten Mimika, Tito berpesan untuk tidak mudah terprovokasi karena pilkada adalah pesta rakyat. “Kalau pasangan yang didukung kalah, jangan melakukan aksi-aksi yang lain. Siapapun mereka yang terpilih, dipilih oleh mayoritas kita harus didukung,” jelasnya.
Senada dengan pernyataan Panglima Kodam XVII Cenderawasih, Mayor Jenderal Inf Christian Zebua, sehari sebelumnya, Tito menegaskan netralitas Polri dan TNI dan hanya sebagai pendukung terlaksananya pilkada yang aman.
Menurut dia, permasalahan di lapangan yang berkaitan dengan mekanisme pemilu, akan menjadi tanggung jawab KPU bersama Panwaslu, kecuali jika terjadi tindak pidana murni. “Kalau aparat harus turun tangan, langkah pertama adalah persuasif. Upaya-upaya yang represif, apalagi yang menggunakan senjata, tembakan, saya minta kalau mungkin itu dihindari. Hindari jangan sampai jatuh korban dari pihak masyarakat dan aparat,” tegasnya.
Pemilihan Bupati Mimika untuk periode 2013-2018, rencananya digelar pada 10 Oktober mendatang yang akan diikuti oleh 11 pasangan calon. (Editor : Kistyarini)