Rabu, 02 Oktober 2013

PANCASILA SAKTI



48 tahun silam, sedikitnya 10 putra terbaik bangsa yang terdiri dari anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan polisi, harus menjadi korban keganasan dan kekejaman kelompok Partai Komunis Indonesia (PKI). Mereka adalah Jenderal Ahmad Yani, Letjen R Suprapto, Letjen MT Haryono, Letjen DI Panjaitan, Mayjen Siswondo Parman, Mayjen Sutoyo Siswomiharjo, Kapten Pierre Tendean, AIP Karel Satsuit (KS) Tubun, Brigjen Katamso Darmokusumo, dan Kolonel Sugiono. Mereka itulah Pahlawan Revolusi.

Pada 30 September 1965, PKI dengan sejumlah anggotanya mendatangi kediaman para jenderal ini. Begitu sampai di rumah, dengan kejam PKI menculik dan menyakiti mereka.Setelah PKI menyiksanya dan menembaknya, tujuh dari 10 perwira itu lalu dima­sukkan ke sumur di Lubang Buaya, Jakarta.Tak berhenti sampai disitu, jenazah yang sudah berada di dalam sumur itu masih juga ditembaki oleh ang­gota PKI itu.

Beruntung, sehari kemudian, tepatnya 1 Oktober 1965, TNI berhasil menumpas PKI itu.Untuk menge­nang keberhasilan mempertahankan Pancasila dari ideologi komunis, Pemerintah Indonesia menetapkan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

Kini, 48 tahun sudah peristiwa itu terjadi. Jejak dan langkah perjuangan mereka akan terus bergema hingga akhir dunia kelak. Nama mereka akan selalu terpatri dalam sejarah perjalanan bangsa ini.

Memperingati 48 tahun peristiwa itu, segenap anak bangsa ini patut merenungi kembali perjuangan para pahlawan dan pendiri bangsa ini.Mereka rela menumpahkan jiwa raganya dengan memperta­hankan bangsa ini dari penjajah dan berbagai ancaman teror.Semoga Pancasila selalu sakti.(Syahruddin El-Fikri), Sumber Koran: Republika (02 Oktober 2013/Rabu, Hal. 20)