Jumat, 18 Oktober 2013

Kapolri Baru Diharapkan Bina Kerukunan Dengan TNI



Oktober 17, 2013 - Nasional


Jakarta ( Berita ) :  Anggota Komisi I DPR RI Susaningtyas Nefo Handayani Kertapati berharap calon Kapolri yang terpilih menggantikan Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo dapat membina anggota kepolisian untuk rukun dengan TNI.

“Kami melihat ‘irisan’ antara TNI dan Polri itu sangat penting karena banyak kejadian perselisihan di bawah tubuh TNI dan Polri. Kapolri baru harus dapat membina para anggota polisi di bawah untuk dapat bekerja sama dengan baik dengan TNI,” kata Susaningtyas yang mewakili Fraksi Partai Hanura mengikuti uji kepatutan dan kelayakan di Komisi III DPR di Jakarta, Kamis [17/10].

Menurut dia, penanganan perselisihan antara TNI dan Polri itu  bergantung pada cara para pimpinan Polri dan TNI dalam membina para aparat atau anggota di bawah untuk bersikap terhadap satu sama lain. “Oleh karena itu, kami harapkan kasus-kasus pelanggaran oleh aparat, seperti di Cebongan tidak terjadi lagi,” ujarnya.

Ia mengatakan Panglima TNI dan Kapolri harus berkomitmen untuk menangani dan mengakhiri perselisihan yang belakangan ini sering terjadi antara Polri dan TNI agar tercipta keadaan yang baik di tubuh Polri dan TNI.

“Keadaan yang baik itu, kami harapkan tidak hanya di atas, tetapi juga baik di bawah. Jadi,  jangan hanya para Jenderalnya saja yang terlihat akur, tetapi di bawah terjadi hal-hal yang komplikatif,” kata dia.

Terkait uji kepatutan dan kelayakan calon Kapolri yang dijalani oleh Komjen Pol Sutarman, ia mengatakan pihaknya akan menilai sejauh mana komitmen calon Kapolri tersebut dalam mengembangkan Kepolisian RI, terutama hal yang berhubungan dengan pengembangan opearasional, sumber daya, dan pendidikan yang ada dalam tubuh Polri.

“Namun, saya melihat sebagai calon tunggal Kapolri, Pak Sutarman cukup baik maka saya yakin beliau bisa menjawab pertanyaan dari rekan di Komisi III dengan baik juga,” ujarnya.

Ketika ditanya mengenai kemungkinan terjadi pemungutan suara (voting) dalam proses persetujuan calon tunggal Kapolri itu, ia menyakini tidak terjadi voting, melainkan aklamasi berdasarkan musyawarah mufakat.

“Saya rasa voting tidaklah. Rekam jejak dan rekening sudah diperiksa, dan hasilnya baik. “Tidak ada manusia yang sempurna, namun kami harapkan di antara ketidaksempurnaan yang mungkin dimiliki Pak Sutarman, ada kebaikan untuk memimpin Polri lebih bagus dan bisa kondusif, objektif, profesional, serta netral,” ujar Susaningtyas. (ant )