Oktober 17, 2013
- Nasional
Jakarta ( Berita
) : Anggota Komisi I DPR RI Susaningtyas
Nefo Handayani Kertapati berharap calon Kapolri yang terpilih menggantikan Kapolri
Jenderal Pol Timur Pradopo dapat membina anggota kepolisian untuk rukun dengan
TNI.
“Kami melihat
‘irisan’ antara TNI dan Polri itu sangat penting karena banyak kejadian
perselisihan di bawah tubuh TNI dan Polri. Kapolri baru harus dapat membina
para anggota polisi di bawah untuk dapat bekerja sama dengan baik dengan TNI,”
kata Susaningtyas yang mewakili Fraksi Partai Hanura mengikuti uji kepatutan
dan kelayakan di Komisi III DPR di Jakarta, Kamis [17/10].
Menurut dia,
penanganan perselisihan antara TNI dan Polri itu bergantung pada cara para pimpinan Polri dan
TNI dalam membina para aparat atau anggota di bawah untuk bersikap terhadap
satu sama lain. “Oleh karena itu, kami harapkan kasus-kasus pelanggaran oleh
aparat, seperti di Cebongan tidak terjadi lagi,” ujarnya.
Ia mengatakan
Panglima TNI dan Kapolri harus berkomitmen untuk menangani dan mengakhiri
perselisihan yang belakangan ini sering terjadi antara Polri dan TNI agar
tercipta keadaan yang baik di tubuh Polri dan TNI.
“Keadaan yang
baik itu, kami harapkan tidak hanya di atas, tetapi juga baik di bawah.
Jadi, jangan hanya para Jenderalnya saja
yang terlihat akur, tetapi di bawah terjadi hal-hal yang komplikatif,” kata
dia.
Terkait uji
kepatutan dan kelayakan calon Kapolri yang dijalani oleh Komjen Pol Sutarman,
ia mengatakan pihaknya akan menilai sejauh mana komitmen calon Kapolri tersebut
dalam mengembangkan Kepolisian RI, terutama hal yang berhubungan dengan
pengembangan opearasional, sumber daya, dan pendidikan yang ada dalam tubuh
Polri.
“Namun, saya
melihat sebagai calon tunggal Kapolri, Pak Sutarman cukup baik maka saya yakin
beliau bisa menjawab pertanyaan dari rekan di Komisi III dengan baik juga,”
ujarnya.
Ketika ditanya
mengenai kemungkinan terjadi pemungutan suara (voting) dalam proses persetujuan
calon tunggal Kapolri itu, ia menyakini tidak terjadi voting, melainkan
aklamasi berdasarkan musyawarah mufakat.
“Saya rasa
voting tidaklah. Rekam jejak dan rekening sudah diperiksa, dan hasilnya baik.
“Tidak ada manusia yang sempurna, namun kami harapkan di antara
ketidaksempurnaan yang mungkin dimiliki Pak Sutarman, ada kebaikan untuk
memimpin Polri lebih bagus dan bisa kondusif, objektif, profesional, serta
netral,” ujar Susaningtyas. (ant )