Kamis, 17
Oktober 2013
PACITAN. Tak
kuat melaju di jalan menanjak, truk yang mengangkut 35 anggota Kodim 0802
Ponorogo terguling di jalur Jalan Lintas Selatan (JLS) tepatnya di Desa Gawang,
Kebonagung, Pacitan, sekira pukul 05.30 WIB, kemarin (16/10). Akibat kecelakaan
itu, sebelas anggota TNI dilarikan ke Rumah Sakit Daerah (RSD) Pacitan. Empat
korban yakni Lasalu, Edi Wisnu, Suparto dan Agus Supriyanto. Mereka harus
menjalani rawat inap karena luka retak (fraktur) tulang belakang, lepas sendi
serta di bagian lengan dan keseleo kaki. Sedangkan Suharto, Eko Margono,
Subandi, Puguh, Sodikin, dan Rusmin dan Subur Santosa hanya menjalani rawat
jalan. Para personel TNI yang ada di dalam truk itu, sedianya akan mengamankan
Presiden SBY yang meresmikan proyek PLTU Sudimoro, sekitar pukul 08.30.
"Tanjakannya memang agak menikung. Truk sempat mundur terus
terguling," terang Ngadiham, salah seorang warga yang menjadi saksi
peristiwa itu.
Dia menambahkan,
saat itu ada lima truk yang mengangkut personel TNI beriringan. Kondisi jalan
pada lokasi kejadian, menanjak dengan kemiringan sekitar 45 derajat. Truk yang
berada di urutan ketiga, tidak kuat menanjak dan sempat mundur. "Karena
tanjakannya terlalu tinggi, truk mundur terus akhirnya ban belakang masuk
selokan dan terguling," tambahnya.
Tim kesehatan
dari Kesehatan Kodam (Kesdam) V/Brawijaya mengevakuasi korban. Mereka dilarikan
ke RSD Pacitan untuk menjalani perawatan intensif sekitar pukul 06.15.
"Awalnya masuk tujuh orang, terus disusul empat lagi. Dari sebelas orang
itu, empat orang dirawat inap dan lainnya rawat jalan," kata salah seorang
perawat di UGD RSD Pacitan.
Dikonfirmasi,
Kepala Penerangan Korem (Kapenrem) 081/DSJ Madiun, Mayor Inf Budi Yuwono
menjelaskan, salah satu tum dari Kodim 0802 Ponorogo mengalami kecelakaan.
Rencananya, mereka bersama tim lain akan mengamankan wilayah peresmian PLTU
Sudimoro sebagai rangkaian kunjungan kerja Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono." "Kecelakaan bisa dialami siapa saja, termasuk anggota. Di
lokasi kejadian, kondisi tanjakannya memang tinggi," jelasnya.
Budi
menjelaskan, kecelakaan itu murni karena kondisi jalan yang sulit dilalui
khususnya untuk para sopir yang tidak hafal medan, bukan karena kelebihan
muatan. Menurutnya, truk itu mampu mengangkut personel hingga 40 orang.
"Kalau kelebihan muatan jelas tidak, karena jumlahnya sudah sesuai. Ya
karena memang tanjakannya tinggi," ujarnya.
Budi meminta
agar para anggota TNI yang menjadi korban kecelakaan bisa diberikan kesabaran.
Lantaran, sebagai prajurit semua risiko akan dihadapi untuk mengamankan negara.
Termasuk keamanan presiden. "Tidak ada yang menginginkan terjadinya
kecelakaan dan para anggota ini akan dirawat hingga sembuh. Sebagai prajurit,
kami harus siap menjalai konsekuensi saat bertugas," tegasnya.
(rgl/irw/jpnn/upi)