Rabu, 02 Oktober 2013

DEMOKRASI_TNI Perlu Pahami Politik Negara



JAKARTA, KOMPAS - Per­wira TNI memiliki peranan da­lam kehidupan berbangsa dan bernegara di era demokrasi. Ka­rena itu, perwira TNI perlu me­mahami politik negara meski ti­dak terjun dalam politik praktis.

Demikian dikatakan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dalam acara Temu Generasi Bangsa, yang dihadiri jajaran per­wira TNI, menyongsong HUT Ke-68 TNI di Kementerian Per­tahanan, Jakarta, Selasa (1/10).

Acara dihadiri Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Budiman, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Lak­samana Marsetio, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Ida Bagus Putu, dan para pensiunan TNI, seperti mantan Panglima TNI Laksama­na (Purn) Widodo AS, mantan KSAD Jenderal (Purn) Wismoyo Aris Munandar, dan Letnan Jen­deral (Purn) Solihin GP.

Purnomo mengatakan, demo­krasi di Indonesia masih terus berjalan.Setelah reformasi 1998,demokrasi Indonesia berada di jalur yang benar, tetapi belum berjalan baik."Demokrasi meng­alami penyesuaian-penyesuaian.Yang baik dipertahankan.Yang tidak ditinggalkan," ujarnya.

Dalam perjalanan demokrasi itu, menurut Purnomo, hubung­an sipil dan militer sangat pen­ting.Hubungan sipil dan militer harus dibina baik Untuk menye­suaikan hubungan sipil dan mi­liter dengan arah demokrasi Indonesia, perwira TNI perlu me­mahami politik negara dengan pergeseran ancamannya.

Purnomo menyebutkan, an­caman yang dapat mengganggu NKRI bisa tradisional dan non­tradisional.Selain itu, ada juga ancaman terorisme, separatisme, dan serangan siber yang memiliki risiko besar dan ketidakpastian tinggi.Karena itu, perwira TNI memiliki peranan penting dalam operasi pengamanan.

Berperan aktif

Solihin GP mengatakan, per­wira TNI harus berperan aktif memajukan bangsa agar Indonesia tetap kokoh dengan berpe­gang teguh pada Pancasila dan UUD 1945 asli.Peranan TNI da­lam kehidupan bangsa harus diwujudkan dalam bentuk perha­tian kepada rakyat."TNI harus membawa kebaikan bagi rakyat dan negara dengan perbuatan nyata," ujarnya.

Widodo AS menambahkan, perwira TNI harus mengimple­mentasikan jati dirinya dalam konteks kekinian agar bisa ber­peran aktif di era demokrasi.Me­nurut dia, nilai-nilai yang dihi­dupi prajurit TNI itu masih sa­ngat relevan, tetapi perlu penye­suaian."Kiprah dan kinerja TNI masih diharapkan rakyat," ujar­nya.

Menurut pengamat militer da­ri Universitas Indonesia yang jadi moderator, Andi Widjajanto, TNI berperan menyongsong transisi politik 2014 yang merupakan transisi damai kedua setelah 2004 saat Susilo Bambang Yudhoyono menggantikan Megawa­ti Soekarnoputri. "Dengan netra­litas TNI, politik akan damai pa­da 2014," ujarnya.(K08), Sumber Koran: Kompas (02 Oktober 2013/Rabu, Hal. 04)