Minggu, 06
October 2013 | 06:15
Pada hari Sabtu,
5 Oktober 2013, Tentara Nasional Indonesia memperingati HUT yang ke 68,
bertempat di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta. Sebagaimana yang lazim
dilakukan, upacara parade dan defile dilaksanakan dengan berbagai atraksi
kekuatan dan kemampuan ke tiga matra. Pada peringatan kali ini, bertindak
sebagai inspektur upacara adalah Presiden SBY yang tampil gagah berjas dan
berkopiah, tegak diantara Panglima TNI beserta ke tiga Kepala Staf Angkatan.
Tema yang
diangkat pada Hari Ulang Tahun ke-68 tahun ini adalah, “Profesional, Militan,
Solid, dan Bersama Rakyat TNI Kuat.”
Yang dipercaya sebagai komandan upacara adalah Brigadir Jenderal TNI
(Mar) Siswoyo Hari Santoso (Dan Pasmar-1) yang kali ini memimpin 5.810 orang peserta upacara baik anggota
militer maupun sipil.
Alutsista yang
ditampilkan, sebagai back ground upacara,
terdiri dari dua pesawat F-16, dua pesawat Hercules C-130, dua pesawat
Boeing 737 dan dua triple gun TNI AU. Dari TNI AD, empat pesawat Helikopter
terdiri dari dua Bell-412 dan dua MI-35,
enam kendaraan tempur Anoa dan enam Panser V-150 serta 12 Mer-57 Pertahanan
Udara. Dari TNI AL masing-masing enam kendaraan tempur PT-76, enam kendaraan
tempur BTR-50 dan dua meriam Howitzer-122.
Sambutan
Presiden SBY selaku Irup
Dalam
sambutannya Presiden SBY menyampaikan bahwa
dari tema, secara jelas menunjukkan orientasi dan ketegasan sikap TNI
dalam menjalankan tugas negara, menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Sementara tekad “Bersama
Rakyat, TNI Kuat” memiliki makna bahwa kemanunggalan TNI-Rakyat adalah sumber
kekuatan utama TNI dalam mengemban tugas-tugas negara. Saat ini dan ke depan,
bahkan sampai kapanpun, kemanunggalan TNI-Rakyat, adalah pilar bagi tegak dan
kokohnya TNI sebagai kekuatan militer yang tangguh, handal dan mampu
menjalankan tugas pokoknya.
Presiden
menyampaikan bahwa modernisasi TNI terus dilakukan. Alat utama sistem
kesenjataan (alutsista) juga makin kita penuhi dan lengkapi. Kita lakukan
penggantian dan penambahan alutsista di semua matra dan semua lini, untuk
mencapai tahapan kekuatan esensial minimun
(minimum essential force)
Dikatakan
modernisasi alutsista di jajaran TNI AD telah dan akan mulai hadir Tank Tempur
Utama (Leopard), Kendaraan Tempur Panser Anoa, Meriam Artileri Medan Kaliber
155 mm, Rudal Pertahanan Udara, Rudal Anti Tank, Roket Multi Laras Taktis dan
Strategis, serta Heli Angkut, Heli Serang dan Serbu beserta persenjataan dan
munisinya.
Modernisasi TNI AL antara lain pengadaan Kapal Perang
Korvet Klas Sigma, Kapal Cepat Rudal, Kapal Perusak Kawal Rudal, Kapal Multi
Peran Fregat, Pesawat Patroli Maritim, Tank dan Panser Amphibi, serta Roket
Multi Laras Taktis.
Modernisasi
alutsista baru TNI AU, adalah pesawat angkut sedang CN-295, pesawat latih,
Helikopter Full Combat SAR, pesawat Angkut Hercules C-130 H, pesawat tempur
Super Tucano, Sukhoi-27 MK-2, Pesawat Tempur T-50, serta 24 unit pesawat tempur
F-16.
Disebutkan
presiden, setelah 15 tahun dijalankan, agenda utama reformasi TNI akhirnya
telah dapat di tuntaskan, dimana Presiden SBY mengatakan ikut aktif berperan.
Sejak tahun 1998, TNI telah secara sungguh-sungguh dan konsisten melakukan
reformasi internalnya. TNI telah kembali kepada jati dirinya. Kembali kepada
fungsi dan tugas pertahanan negara, yaitu menjaga kedaulatan dan integritas
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam Pemilu
2014, presiden mengharapkan keberpihakan TNI tegak lurus kepada kepentingan
bangsa dan negara. Karena hanya dengan cara itulah TNI akan semakin dipercaya
dan menjadi bagian penting dalam proses pematangan demokrasi di Indonesia.
Berdasarkan UU
Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan yang telah ditetapkan dalam
mendukung pemenuhan kebutuhan alutsista TNI, pemerintah akan mengoptimalkan
peran industri strategis dan industri pertahanan nasional secara konsisten.
Pada akhir
sambutannya Presiden SBY menginstruksikan kepada seluruh Prajurit TNI agar
terus meningkatkan pengabdian, profesionalisme, dan kesiapsiagaan. Keutuhan dan
kekompakan di seluruh jajaran TNI agar tetap dijaga. Kemanunggalan TNI-Rakyat
tetap dipelihatra dan ditingkatkan. Pegang teguh amanat Sapta Marga dan Sumpah
Prajurit. Jadilah tentara rakyat dan tentara pejuang, yang dicintai dan
mencintai rakyat. Para pimpinan jajaran TNI, agar terus memperhatikan dan
meningkatkan kesejahteraan Prajurit beserta keluarganya.
Atraksi dan
Pertanggung Jawaban TNI
Setelah acara
parade, dilaksanakan serangkaian atraksi sebagai bagian pertanggungan jawab TNI
terkait dengan kemampuan perorangan serta kemampuan memelihara dan mengoperasikan alutsista yang
dimiliki dan disadari dibeli dari uang rakyat.
Atraksi diawali
dengan senam balok, simulasi halang rintang, senam LCR dengan perahu karet yang
didukung 600 personel TNI dari tiga matra, darat, laut dan udara. Atraksi itu
juga dilanjutkan dengan demo pertempuran jarak dekat yang dilaksanakan oleh 18
prajurit TNI.
Atraksi
selanjutnya adalah kolone senapan yang dipimpin Lettu Marinir Heri Indarto.
Kolone senjata menampilkan ketrampilan prajurit TNI dalam menggunakan senjata,
dilaksanakan dengan rapih dan disiplin tinggi, kompak. Atraksi free fall atau
terjun bebas juga menjadi perhatian pengunjung. Sebanyak 100 penerjun payung
yang dipimpin Letnan Kolonel Joko Prasetyo dari Paskhas AU mengikuti kegiatan
ini. Masing-masing 30 personel dari AD, 30 personil dari AU, 30 personil dari
AL dan 10 personil dari Polri. Para penerjun payung itu melakukan atraksi mendarat di perahu karet yang telah disiapkan
petugas. Sedangkan bagi penerjun yang membawa bendera kehormatan TNI, ketiga
matra serta merah putih mendarat di tribun.
Dalam acara
flypass, berupa gabungan pesawat ketiga
matra, terdiri dari enam pesawat Sukhoi 27/30, tiga pesawat Hawk 100 dan empat
pesawat Hawk 200, dua pesawat F-16 Fighting Falcon yang melakukan manuver
thunder fly, 5 pesawat C-130 Hercules dari Skadron 31 dan 5 C-130 dari Skadron
32 serta pesawat angkut ringan CN-290.
Juga diikuti 4 Pesawat Cassa CN-212 TNI AL dari Skadron Udara 600 Wing
Udara-1 Puspenerbal dan 8 Pesawat Hely TNI AD (1 MI 17, 1 MI 35, 3 BELL 412, 3
BO 105) dari Skadron Udara 21/Sena TNI AD. Setelah melakukan fly pass berurutan
kurang lebih 20 menit, semua pesawat tempur itu melakukan salam penutup,
melakukan fly pass dari arah belakang panggung dengan ketinggian yang rendah.
Atraksi udara
juga diramaikan dengan manuver Jupiter Aerobatic Team dari TNI AU yang menggunakan enam pesawat latih
propeller KT-1 Wong Bee buatan Korea Selatan.
Komandan Skadik 102 Mayor Pnb Ferry Yunaldi bertindak sebagai “flight
leader”. Yunaldi mengatakan, saat tampil pada peringatan HUT ke-68 TNI di
Jakarta pada 5 Oktober 2013, pilot JAT sudah dengan personel yang baru hasil
regenerasi dari JAT yang tampil terakhir pada Langkawi Aerospace di Malaysia.
Ia mengatakan, generasi ketiga JAT adalah Mayor Pnb Ferry Yunaldi, Kapten Pnb
Ripdho, Kapten Pnb Apri Arfianto, Mayor Pnb Ari Susiono, Mayor Pnb Sri Raharjo,
dan Mayor Pnb Marcell. Dikatakannya,
”JAT berdiri pada 2001, kemudian pada 21 Mei 2008 menggunakan pesawat
generasi baru dan sukses tampil pada Wingday Sekolah Penerbang pada 4 Juli
2008.”
Keseluruhan
rangkaian acara ditutup dengan defile baik pasukan peserta upacara maupun
alutsista TNI yang diperagakan, diawali dengan penampilan yang gagah dan
memukau dari drumband taruna gabungan
dari ketiga Angkatan.
Peserta defile
terdiri dari, pasukan tidak bersenjata : 1 Batalyon Gabungan Perwira Menengah
TNI (307 orang) ; 1 Batalyon Gabungan Perwira Pertama TNI (307 orang) ; 1
Batalyon Gabungan Drumband Taruna Akademi TNI (225 orang) ; 1 Batalyon PNS
Gabungan Kemhan dan TNI (307 orang) ; 1 Batalyon Balacad 307 orang (hanya mengikuti
defile).
Untuk Pasukan
bersenjata terdiri dari : 1 Brigade Gabungan Taruna, Wanita TNI, POM TNI (925
orang) ; 1 Batalyon Pasukan Perdamaian Dunia (307 orang) ; 1 Brigade TNI AD
(904 orang) ; 1 Brigade TNI AL (904 orang) ; 1 Brigade TNI AU (904 orang).
Beberapa
alutsista yang melengkapi parade
diantaranya 6 Panser Anoa dan 6 Panser V-150, 6 kendaraan tempur PT-76,
6 kendaraan tempur BTR 50, 2 Howitzer 122 dan beberapa kendaraan taktis milik
TNI.
Demikian
informasi upacara peringatan HUT TNI yang merupakan benteng negara, penjaga
kedaulatan negara. Bravo TNI, selamat bertugas. Sebagai salah satu purnawirawan
TNI, penulis merasa bangga dengan modernisasi alutsista TNI yang kini mampu
mengimbangi negera-negara tetangga. TNI tetap dijalur netral sebagai alat
negara, bukan alat dan diperalat untuk sebuah kepentingan politik. Semoga Allah
Swt selalu melindungi TNI dalam menjaga bangsa, negara dan rakyat Indonesia