Jumat, 18 Oktober 2013

Bangun Bandara Ahmad Yani, TNI Minta Bagian Rp 6,5 M



17 Oktober 2013 | 19:45 wib


SEMARANG, suaramerdeka.com - Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat meminta kompensasi pemanfaatan lahan untuk pengembangan Bandara Ahmad Yani sebesar Rp 6,5 miliar. Kejelasan kompensasi itu kembali dipertanyakan dalam rapat koordinasi di Ruang Kerja Gubernur Jateng, Kamis (17/10).

Asisten Logistik Kasdam IV Diponegoro Kolonel Inf Haris Panca Putra menyatakan, kompensasi tersebut sudah disetujui pada masa gubernur sebelumnya. Namun kesepakatan itu belum pernah jelas realisasinya. "Ada kesepakatan Rp 6,5 miliar kompensasi untuk penerbad dan kodam. Katanya pernah akan direalisasikan dengan dana hibah tapi selanjutnya belum jelas sampai sekarang," katanya.

Menanggapi hal ini Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan, kompensasi merupakan kesepakatan PT Angkasapura dengan pihak TNI AD. Ia mempersilakan soal itu diselesaikan antara kedua belah pihak. Karena jika memang disepakati, yang bertanggung jawab mencairkan anggaran adalah Kementerian Keuangan. "Mau berapa saja saya tutup mata, sesuai kebutuhan sajalah. Dulu proposalnya 6,5 miliar  rupiah, Menkeu yang membayar," katanya.

Terkait kompensasi untuk TNI AD, Direktur Personalia PT Angkasapura 1 Daan Ahmad mengatakan, bahwa saat ini yang terpenting adalah bagaimana memanfaatkan aset negara secara maksimal. "Setelah bandara dibangun dan jadi semua baru kita pikirkan bagaimana solusi terbaik untuk semua pihak. Dan itu ada aturannya sendiri," tegasnya.

Dalam pertemuan yang dihadiri Waaslog Kasad Brigjen TNI Bayu Purwiyono itu, persoalan pengembangan bandara dipastikan segera selesai. Pada Jumat pekan depan, segala surat-surat administrasi diharapkan selesai sehingga langsung bisa digelar penandatanganan kerja sama pemanfaatan (KSP). "Setelah KSP antara Angkasapura dan Kodam selesai, setelah itu lelang dan mainkan. Semarang akan segera punya bandara baru," kata gubernur.

Deputi Bidang Ekonomi Sekretariat Wakil Presiden RI Tirta Hidayat yang ikut hadir dalam pertemuan sore tadi mengaku senang dengan kepastian pengembangan bandara. "Sejarah pengembangan bandara ini panjang, melewati tiga gub. Dari jaman Pak Mardiyanto sampai Pak Bibit tidak selesai-selesai," katanya. (Anton Sudibyo/CN38/SMNetwork)