Selasa, 22 Oktober 2013

Subur Budhisantoso memang ingin bertemu kepala BIN



Senin, 21 Oktober 2013 16:11 WIB
Pewarta: Indra A Pribadi

Jakarta (ANTARA News) - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Subur Budhisantoso, mengatakan, beberapa hari lalu dia memang sudah memiliki agenda pertemuan dengan Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN), Marciano Norman.

"Kepentingan saya bertemu dengan Marciano Norman adalah kepentingan nasional yang sedang penting, dan itu dijanjikan pada jam 10.00 WIB, Jumat lalu," kata Budhisantoso, di Jakarta, Senin.

Namun, saat dia menunggu pertemuan dengan Norman, dia mendapat kabar dari BIN, kepala BIN itu harus menemui Presiden Susilo Yudhoyono, Jumat siang.
Walhasil pertemuan Budhisantoso-Norman di Kantor BIN itu batal.

Saat akan bertemu Norman di Kantor BIN, di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, Budhisantoso datang bersama rombongan terdiri politisi dan akademisi. Mereka, menurut Budhisantoso, dijadwalkan juga turut bertemu Norman.

Disinggung siapa yang mengatur agenda pertemuan itu, Budhisantoso mengatakan, diatur ajudan kedua pihak dan juga beberapa anggota rombongan tersebut.

"Namun, saya mendapatkan berita bahwa Marciano Norman ada kesibukan di luar, saya diminta untuk ketemu deputi pukul 13.00 WIB," kata dia.

Pada pukul 11.30 WIB Jumat (18/10), dia akhirnya memutuskan bertolak ke Bandara Soekarno Hatta, untuk keperluan partai politik penguasa itu.

Saat ingin bertolak menuju Soekarno-Harta itulah, dia baru membaca informasi undangan diskusi dari Ketua Presidium Perhimpunan Pergerakan Indonesia, Anas Urbaningrum, melalui BlackBerry Messenger.

Saat itu, kata Budhisantoso, dia tidak membaca secara seluruh undangan itu. Terlanjur sudah dalam perjalanan ke Soekarno-Hatta, Budhisantoso tidak hadir dalam diskusi publik PPI itu.

Namun, pada Sabtu malam (19/10), Norman mengatakan, lembaganya tidak memiliki agenda pertemuan dengan Budhisantoso pada Jumat itu. "Saya pribadi sangat menghormati beliau (Subur) dan pada hari Jumat itu tidak ada diagendakan kepala BIN menerima Profesor Subur," kata Norman, Sabtu, kepada pers.

Karena tidak muncul dalam diskui PPI itu, moderator yang juga Pengurus Perhimpunan Pergerakan Indonesia, Mohammad Rahmad, dikatakan Budhisantoso "dijemput" petugas BIN. Inilah pernyataan yang menimbulkan "geger" sampai-sampai Presiden Yudhoyono angkat bicara. (Editor: Ade Marboen)