Senin, 21 Oktober
2013 16:11 WIB
Pewarta: Indra A
Pribadi
Jakarta (ANTARA News)
- Mantan
Ketua Umum Partai Demokrat, Subur Budhisantoso, mengatakan, beberapa hari lalu
dia memang sudah memiliki agenda pertemuan dengan Kepala Badan Intelijen
Nasional (BIN), Marciano Norman.
"Kepentingan
saya bertemu dengan Marciano Norman adalah kepentingan nasional yang sedang
penting, dan itu dijanjikan pada jam 10.00 WIB, Jumat lalu," kata
Budhisantoso, di Jakarta, Senin.
Namun,
saat dia menunggu pertemuan dengan Norman, dia mendapat kabar dari BIN, kepala
BIN itu harus menemui Presiden Susilo Yudhoyono, Jumat siang.
Walhasil
pertemuan Budhisantoso-Norman di Kantor BIN itu batal.
Saat
akan bertemu Norman di Kantor BIN, di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan,
Budhisantoso datang bersama rombongan terdiri politisi dan akademisi. Mereka,
menurut Budhisantoso, dijadwalkan juga turut bertemu Norman.
Disinggung
siapa yang mengatur agenda pertemuan itu, Budhisantoso mengatakan, diatur ajudan
kedua pihak dan juga beberapa anggota rombongan tersebut.
"Namun,
saya mendapatkan berita bahwa Marciano Norman ada kesibukan di luar, saya
diminta untuk ketemu deputi pukul 13.00 WIB," kata dia.
Pada
pukul 11.30 WIB Jumat (18/10), dia akhirnya memutuskan bertolak ke Bandara
Soekarno Hatta, untuk keperluan partai politik penguasa itu.
Saat
ingin bertolak menuju Soekarno-Harta itulah, dia baru membaca informasi
undangan diskusi dari Ketua Presidium Perhimpunan Pergerakan Indonesia, Anas
Urbaningrum, melalui BlackBerry Messenger.
Saat
itu, kata Budhisantoso, dia tidak membaca secara seluruh undangan itu.
Terlanjur sudah dalam perjalanan ke Soekarno-Hatta, Budhisantoso tidak hadir
dalam diskusi publik PPI itu.
Namun,
pada Sabtu malam (19/10), Norman mengatakan, lembaganya tidak memiliki agenda
pertemuan dengan Budhisantoso pada Jumat itu. "Saya pribadi sangat
menghormati beliau (Subur) dan pada hari Jumat itu tidak ada diagendakan kepala
BIN menerima Profesor Subur," kata Norman, Sabtu, kepada pers.
Karena
tidak muncul dalam diskui PPI itu, moderator yang juga Pengurus Perhimpunan
Pergerakan Indonesia, Mohammad Rahmad, dikatakan Budhisantoso
"dijemput" petugas BIN. Inilah pernyataan yang menimbulkan
"geger" sampai-sampai Presiden Yudhoyono angkat bicara. (Editor: Ade Marboen)