Senin, 21 Oktober 2013

Pembangunan Bandara A Yani Tunggu Pengesahan PKS



20 Oktober 2013 | 22:40 wib

SEMARANG, suaramerdeka.com - Perjanjian kerja sama (PKS) antara TNI AD dan PT Angkasa Pura I sebenarnya sudah mengerucut pada kesepakatan kontribusi tetap. Sesuai proposal, PT Angkasa Pura I akan memberikan kontribusi tetap dan pembagian keuntungan kepada TNI AD sebesar Rp 6,5 miliar, untuk sewa lahan 88,45 hektare selama 20-30 tahun.

General Affair and Communication Section Head PT Angkasa Pura I Bandara A Yani, Anom Fitranggono mengatakan, hal tersebut sudah tidak menjadi masalah, dan pengajuan proposal sudah dilakukan awal September 2013. TNI AD mengajukan proposal ke Kemenhan dan Mabes TNI, sedang Angkasa pura mengajukan ke Kementerian BUMN, dan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan.

"Kami tinggal menunggu persetujuan dari pusat. Kalau surat sudah turun, pembangunan akan dilakukan satu bulan setelahnya. Sebab ground breaking dan persiapan tender untuk kontraktor sudah direncanakan oleh Angkasa Pura, tinggal melaksanakan," ujarnya, Minggu (20/10).

Diakui, belum adanya kesepakatan dengan TNI AD ini membuat Angkasa Pura maju mundur. Sebab tanpa ada surat resmi perjanjian kerja sama, maka tidak ada payung hukum yang menaungi pembangunan bandara. "Kami tidak mau terjadi seperti di Surabaya. Perjanjian kerja sama belum ditandatangani, tapi pembangunan bandara sudah dilakukan. Akhirnya yang dirugikan kedua belah pihak, TNI dan Angkasa Pura," tandasnya.

Kepala Dishubkominfo Jateng Urip Sihabudin menyatakan, PKS menjadi kunci dalam proses pembangunan bandara. Jika KSP telah ditandatangani, maka proses lelang dapat dimulai. "Proses PKS ini harus kembali dilakukan karena pihak Angkasa Pura meminta tambahan pemanfaatan lahan 20,8 hektare. Untuk pemanfaatan lahan seluas 67 hektare yang diusulkan semula sudah diselesaikan oleh Menkeu," terangnya.

Pengembangan Bandara Ahmad Yani diprediksi akan mampu menampung jumlah penumpang, pesawat, dan muatan kargo hingga 20-30 tahun ke depan. Rencananya apron akan dibangun dua tahap. Tahap pertama seluas 61.344 meter persegi akan menampung dua Boeing 767 dan delapan Boeing 737, pembangunan tahap dua seluas 72.522 meter persegi menampung dua pesawat Boeing 767 dan sepuluh Boeing 737.

Sedang terminal baru akan dibangun seluas 40.900 meter persegi dengan kapasitas empat juta penumpang per tahun. Detail engineering design (DED) proyek telah mencapai 90%.

Saat ini luas apron eksisting 29.032 meter persegi dan hanya bisa menampung enam pesawat berbadan sedang, dan dua pesawat baling-baling. Luas terminal penumpang 6.708 meter persegi. Sedang luas terminal eksisting 6.108 meter persegi dengan kapasitas hanya 900.000 penumpang per tahun. (Fani Ayudea/CN38/SMNetwork)