Rabu, 09 Oktober 2013

Patroli TNI-TDM di Perbatasan_Sejumlah Patok Tak Terjangkau

ENTIKONG - Dalam pelaksaan tugas pengamanan perbatasan RI – Malaysia wilayah Kalbar yang sudah berjalan dalam kurun waktu empat bulan, Satgas Pamtas Yonif 403/WP telah melaksanakan patroli gabungan (TNI dan TDM) di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu yang meliputi desa Kantuk Asam, desa Perumbang, desa Nanga Badau dan desa Seriang yang merupakan wilayah sektor tanggung jawab Kompi A Satgas Pamtas Yonif 403/WP.

Dansatgas Letkol Inf Renal Aprindo Sinaga ,Senin (7/10) kemarin menjelaskan, kegiatan patroli gabungan dilaksanakan untuk menjalin kerjasama yang baik antara TNI dan TDM serta untuk mengetahui kondisi dan letak patok perbatasan yang sebenarnya. Lanjutnya, pelaksanaan patroli ini dibagi 2 sektor. Sektor kanan kekuatan 25 orang dibawah pimpinan Lettu Inf Ahmat Wanto Subhi melaksanakan patroli patok mulai dari desa Kantuk Asam sampai dengan desa Nanga Badau dengan jumlah tanggung jawab 134 patok selama 7 hari. Sektor kiri kekuatan 25 orang dibawah pimpinan Kapten Ramd Azizul melaksanakan patroli patok mulai dari desa Seriang, desa Nanga Badau dengan jumlah tanggung jawab 147 patok selama 7 hari.

Menurut dia, patok perbatasan yang dipertanggungjawabkan sebanyak 134 Patok di sektor kiri,  selama patroli terdapat 4 patok yang belum terjangkau. Sedangkan di sektor kanan  jumlah patok perbatasan yang dipertanggungjawabkan sebanyak 147 Patok, selama pelaksanaan patroli terdapat 14 patok yang belum terjangkau.

“Patok ini tidak hilang, hanya saja masih belum kita temukan karena terbatasnya waktu pelaksanaan patroli dan kondisi medan yang terjal dan sulit serta diperkirakan karena kondisi patok tertimbun tanah, terbawa tanah longsor, tertimbun akar kayu, tertimbun dedaunan dan bahkan bisa saja terbawa hanyut oleh aliran sungai,” ungkap Renal.

Lanjutnya, setelah patroli ini akan dilakukan patroli ulang untuk mengecek kembali patok yang belum terjangkau.

Kurang Sentuhan
Pembangunan di daerah perbatasan dirasakan masih sangat kurang  mendapatkan sentuhan atau perhatian, kalau  pun ada tidak sesuai dengan kebutuhan diharapkan masyarakat.

Demikian disampaikan Tokoh Masyarakat Perbatasan Kecamatan Entikong R.Thalib HS, Selasa (7/10), kemarin. Ia  mengatakan, pembangunan di daerah perbatasan Entikong dirasakan belum begitu merata salah satunya akses jalan yang  masih sulit dialui  jika musim hujan.

Belum lagi, ujar  dia, bicara mengenai fasilitas lainnya, harus diakui pula  memang masih sangat memerlukan pembenahan dan perbaikan. Selain itu, tambah dia, program pemerintah pusat untuk membangun perbatasan hingga kini belum begitu  dirasakan masyarakat setempat.

"Dapat dilihat secara kasat mata  berbagai fasilitas umum yang ada sangat kurang. Masyarakat sekarang  hanya rindu dengan insfrastruktur jalan  yang memadai dan pertumbuhan ekonomi stabil," tukasnya.

Pihaknya pun, lanjut dia,  bersama elemen masyarakat yang berada di kawasan perbatasan sangat antusias menyambut rencana pemekaran Sekayam Raya  dengan harapan dapat membantu  mengatasi  keterpurukan dalam segenap aspek keteringgalan pembangunan diperbatasan. (ags)