ENTIKONG - Dalam pelaksaan tugas pengamanan perbatasan RI – Malaysia wilayah Kalbar yang sudah berjalan dalam kurun waktu empat bulan, Satgas Pamtas Yonif 403/WP telah melaksanakan patroli gabungan (TNI dan TDM) di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu yang meliputi desa Kantuk Asam, desa Perumbang, desa Nanga Badau dan desa Seriang yang merupakan wilayah sektor tanggung jawab Kompi A Satgas Pamtas Yonif 403/WP.
Dansatgas Letkol Inf Renal Aprindo Sinaga ,Senin (7/10) kemarin menjelaskan, kegiatan patroli gabungan dilaksanakan untuk menjalin kerjasama yang baik antara TNI dan TDM serta untuk mengetahui kondisi dan letak patok perbatasan yang sebenarnya. Lanjutnya, pelaksanaan patroli ini dibagi 2 sektor. Sektor kanan kekuatan 25 orang dibawah pimpinan Lettu Inf Ahmat Wanto Subhi melaksanakan patroli patok mulai dari desa Kantuk Asam sampai dengan desa Nanga Badau dengan jumlah tanggung jawab 134 patok selama 7 hari. Sektor kiri kekuatan 25 orang dibawah pimpinan Kapten Ramd Azizul melaksanakan patroli patok mulai dari desa Seriang, desa Nanga Badau dengan jumlah tanggung jawab 147 patok selama 7 hari.
Menurut dia, patok perbatasan yang dipertanggungjawabkan sebanyak 134 Patok di sektor kiri, selama patroli terdapat 4 patok yang belum terjangkau. Sedangkan di sektor kanan jumlah patok perbatasan yang dipertanggungjawabkan sebanyak 147 Patok, selama pelaksanaan patroli terdapat 14 patok yang belum terjangkau.
“Patok ini tidak hilang, hanya saja masih belum kita temukan karena terbatasnya waktu pelaksanaan patroli dan kondisi medan yang terjal dan sulit serta diperkirakan karena kondisi patok tertimbun tanah, terbawa tanah longsor, tertimbun akar kayu, tertimbun dedaunan dan bahkan bisa saja terbawa hanyut oleh aliran sungai,” ungkap Renal.
Lanjutnya, setelah patroli ini akan dilakukan patroli ulang untuk mengecek kembali patok yang belum terjangkau.
Kurang Sentuhan
Pembangunan di daerah perbatasan dirasakan masih sangat kurang mendapatkan sentuhan atau perhatian, kalau pun ada tidak sesuai dengan kebutuhan diharapkan masyarakat.
Demikian disampaikan Tokoh Masyarakat Perbatasan Kecamatan Entikong R.Thalib HS, Selasa (7/10), kemarin. Ia mengatakan, pembangunan di daerah perbatasan Entikong dirasakan belum begitu merata salah satunya akses jalan yang masih sulit dialui jika musim hujan.
Belum lagi, ujar dia, bicara mengenai fasilitas lainnya, harus diakui pula memang masih sangat memerlukan pembenahan dan perbaikan. Selain itu, tambah dia, program pemerintah pusat untuk membangun perbatasan hingga kini belum begitu dirasakan masyarakat setempat.
"Dapat dilihat secara kasat mata berbagai fasilitas umum yang ada sangat kurang. Masyarakat sekarang hanya rindu dengan insfrastruktur jalan yang memadai dan pertumbuhan ekonomi stabil," tukasnya.
Pihaknya pun, lanjut dia, bersama elemen masyarakat yang berada di kawasan perbatasan sangat antusias menyambut rencana pemekaran Sekayam Raya dengan harapan dapat membantu mengatasi keterpurukan dalam segenap aspek keteringgalan pembangunan diperbatasan. (ags)
Dansatgas Letkol Inf Renal Aprindo Sinaga ,Senin (7/10) kemarin menjelaskan, kegiatan patroli gabungan dilaksanakan untuk menjalin kerjasama yang baik antara TNI dan TDM serta untuk mengetahui kondisi dan letak patok perbatasan yang sebenarnya. Lanjutnya, pelaksanaan patroli ini dibagi 2 sektor. Sektor kanan kekuatan 25 orang dibawah pimpinan Lettu Inf Ahmat Wanto Subhi melaksanakan patroli patok mulai dari desa Kantuk Asam sampai dengan desa Nanga Badau dengan jumlah tanggung jawab 134 patok selama 7 hari. Sektor kiri kekuatan 25 orang dibawah pimpinan Kapten Ramd Azizul melaksanakan patroli patok mulai dari desa Seriang, desa Nanga Badau dengan jumlah tanggung jawab 147 patok selama 7 hari.
Menurut dia, patok perbatasan yang dipertanggungjawabkan sebanyak 134 Patok di sektor kiri, selama patroli terdapat 4 patok yang belum terjangkau. Sedangkan di sektor kanan jumlah patok perbatasan yang dipertanggungjawabkan sebanyak 147 Patok, selama pelaksanaan patroli terdapat 14 patok yang belum terjangkau.
“Patok ini tidak hilang, hanya saja masih belum kita temukan karena terbatasnya waktu pelaksanaan patroli dan kondisi medan yang terjal dan sulit serta diperkirakan karena kondisi patok tertimbun tanah, terbawa tanah longsor, tertimbun akar kayu, tertimbun dedaunan dan bahkan bisa saja terbawa hanyut oleh aliran sungai,” ungkap Renal.
Lanjutnya, setelah patroli ini akan dilakukan patroli ulang untuk mengecek kembali patok yang belum terjangkau.
Kurang Sentuhan
Pembangunan di daerah perbatasan dirasakan masih sangat kurang mendapatkan sentuhan atau perhatian, kalau pun ada tidak sesuai dengan kebutuhan diharapkan masyarakat.
Demikian disampaikan Tokoh Masyarakat Perbatasan Kecamatan Entikong R.Thalib HS, Selasa (7/10), kemarin. Ia mengatakan, pembangunan di daerah perbatasan Entikong dirasakan belum begitu merata salah satunya akses jalan yang masih sulit dialui jika musim hujan.
Belum lagi, ujar dia, bicara mengenai fasilitas lainnya, harus diakui pula memang masih sangat memerlukan pembenahan dan perbaikan. Selain itu, tambah dia, program pemerintah pusat untuk membangun perbatasan hingga kini belum begitu dirasakan masyarakat setempat.
"Dapat dilihat secara kasat mata berbagai fasilitas umum yang ada sangat kurang. Masyarakat sekarang hanya rindu dengan insfrastruktur jalan yang memadai dan pertumbuhan ekonomi stabil," tukasnya.
Pihaknya pun, lanjut dia, bersama elemen masyarakat yang berada di kawasan perbatasan sangat antusias menyambut rencana pemekaran Sekayam Raya dengan harapan dapat membantu mengatasi keterpurukan dalam segenap aspek keteringgalan pembangunan diperbatasan. (ags)