Senin, 30
September 2013 , 20:43:00
JAKARTA -
Panglima TNI Jenderal Moeldoko meminta segenap insan intelijen, khususnya
perwira intelijen Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI meninggalkan paradigma
lama intelijen, yang masih melekat di dalam benak dan pikiran para perwira.
"Buang cara
berpikir flat, yang hanya berpikir rutinitas dalam pelaksanaan tugas. Insan
intelijen harus merubah cara berpikir dan harus berani berpikir radikal,
sebagaimana radikalnya ancaman yang berkembang saat ini," kata Jenderal
TNI Moeldoko, dalam acara Serah Terima Jabatan (Sertijab) Kepala Bais TNI dari
Laksda TNI Soleman B. Ponto, kepada Mayjen TNI Mohammad Erwin Syafitri, di Mako
Bais TNI Jalan Kalibata Raya 24 Jakarta, Senin (30/9).
Menurut
Moeldoko, intel saat ini harus menggunakan dan mengembangkan pendekatan smart
power dengan mengedepankan soft power dalam tugas-tugas intelijen, melalui
optimalisasi dialog dan komunukasi dua arah, karena sejatinya pada saat ini
intelijen bukanlah sosok yang menyeramkan dan misterius.
"Sesuai
dengan makna dasar intelligent adalah kecerdasan, yang pada dasarnya dituntut
bekerja sesuai dengan norma-norma ilmiah dan etika, sehingga diperoleh data
yang reliable, dengan demikian seseorang intelijen seharusnya adalah sosok yang
cerdas dalam menjalankan tugasnya," ujar Moeldoko.
Intelijen
lanjutnya, tidak bisa menahan keterbukaan informasi, dan tidak bisa mengendalikan
komunikasi. Dalam kaitan tersebut, Bais TNI harus mengembangkan pendekatan
dialog dan komunikasi pada setiap pelaksanaan tugas. Komunikasi memainkan peran
signifikan dalam mencapai resolusi konflik, ketidakpercayaan, kecurigaan, serta
permusuhan yang terjadi di masyarakat.
"Keberhasilan
menyelesaikan perselisihan, kemampuan menyatukan beragam pemikiran ke dalam
keterikatan pemahaman yang sama, itu adalah keberhasilan komunikasi dari sebuah
operasi intelijen penggalangan," kata Moeldoko.
Terakhir, Panglima
TNI juga mengingatkan agar intelijen nasional membangun kerjasama dengan
komunitas media massa, karena kerjasama intelijen dan media massa merupakan
cara terbaik dalam rangka membangun dialog dan komunikasi, untuk menerapkan
fungsi penggalangan terhadap rakyat dan objek lainnya dengan menggunakan
pendekatan cerdas. (fas/jpnn)