Senin, 07 Oktober 2013

Meski tak Boleh Berpolitik, Prajurit TNI Harus Dibekali Pengetahuan Politik



Minggu, 6 Oktober 2013 07:31 WIB


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia (TNI) merayakan HUT ke 68 yang jatuh pada 5 Oktober 2013.  Anggota Komisi I DPR bidang pertahanan Susaningtyas Nefo Kertopati mengatakan hal itu menjadi momentum tepat untuk merefleksi dan introspeksi diri bagi institusi TNI.

"Tentu saja prajurit TNI meski tak boleh lagi berpolitik praktis harus juga dibekali pendidikan dan pengetahuan politik negara," kata Nuning ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Minggu (6/10/2013).
Ia mengatakan TNI harus memahami apa yang dimaksud dengan netralitas. Terlebih dirasakan adanya pergeseran ancaman terhadap negara.

"Kini tak lagi sebatas ancaman perang tradisional. Adanya ancaman cyber war,perang asimetrik, tentu saja tak melupakan perebutan teritorial langsung tapi lebih kepada otoritas penguasaan kedaulatan melalui tekhnologi dan psywar," ungkap Politisi Hanura itu.

Hal itu, kata Nuning, berdampak luas terhadap bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya bangsa. Bila tidak diwaspadai maka bukan tidak mungkin negara ini dilumpuhkan dengan cara-cara tersebut.

"Justru itu prajurit TNI juga harus pintar dan memiliki profesionalitas teruji. Prajurit TNI harus pahami politik negara,meskipun tak berpolitik praktis,sehingga tahu apa yang harus dilakukan guna menjaga kedaulatan NKRI ini," katanya.

Ia mengatakan TNI juga harus terus meningkatan profesionalisme dan pengetahuan akademiknya. Utamanya bagi perwira harus terus diberi kesempatan meningkatkan pengetahuan dan mengikuti perkembangan tekhnologi alutsista.

"Alutsista yang kita miliki tentu harus konsisten dengan renstra dan kebijakan MEF,jangan nantinya saat ganti pimpinan ganti pula renstra yang pastinya berdampak pada budgeting," tuturnya.

Sementara Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq mengingatkan TNI akan agenda besar yakni penguatan institusi dan kemampuan profe sionalitas kemiliterannya.

"Ini penting di tengah-tenga terpuruknya berbagai institusi dan lembaga negara akibat terpaan isu korupsi dan inefesiensi. Di tengah merosotnya kepercayaan masyarakat kepada lembaga penyelenggara negara dan lembaga politik, TNI harus meneguhkan jatidiri dan profesionalitasnya, sehingga mampu hadir sebagai benteng terdepan dan terakhir dari negara," kata Mahfudz. (Editor: Gusti Sawabi & Sumber: Tribun Jakarta)