Selasa, 01 Oktober 2013

Mayjen TNI Mohammad Erwin Syafitri Jabat Kabais TNI



Jakarta, Pelita. Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menegaskan, segenap insanintelijen, lebih khusus kepada perwira intelijen Bais TNI, untuk meninggalkan paradigma lama intelijen yang masih melekat di dalam benak dan pikiran para Perwira.

"Buang cara berpikir flat, yang hanya berpikir rutinitas dalam pelaksanaan tugas. Sebaliknya para insan intelijen harus merubah cara berpikir, bahkan harus berani berpikir radikal, sebagaimana radikalnya ancaman yang berkembang saat ini," tegas Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko saat bertindak selaku Inspektur Upacara pada Serah Terima Jabatan (Sertijab) Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI dari Laksda TNI Soleman B Ponto, ST, MH, kepada Mayjen TNI Mohammad Erwin Syafitri, di Mako Bais TNI Jalan Kalibata Raya 24 Jakarta, Senin (30/9).

Lebih lanjut Panglima TNI menekankan kepada Perwira Intelijen Bais TNI untuk menggunakan dan mengembangkan pendekatan smart power dengan mengedepankan soft power dalam tugas-tugas intelijen, melalui optimalisasi dialog dan ko-munukasi dua arah, karena sejatinya saat ini intelijen bukanlah sosok yang menyeramkan dan misterius.

"Sesuai dengan makna dasar intelligent adalah kecerdasan, yang pada dasarnya dituntut bekerja sesuai dengan norma-norma ilmiah dan etika, sehingga diperoleh data yang reliable, dengan demikian seseorang intelijen seharusnya adalah sosok yang cerdas dalam menjalankan tugasnya," jelas Panglima.

Panglima TNI mengatakan, bahwa intelijen tidak bisa menahan keterbukaan informasi, dan tidak bisa mengendalikan komunikasi.Dalam kaitan tersebut, Bais TNI harus mengembangkan pendekatan dialog dan komunikasi pada setiap pelaksanaan tugas.Komunikasi memainkan peran signifikan dalam mencapai resolusi konflik, ketidakpercayaan, kecurigaan, serta permusuhan yang terjadi di masyarakat.

"Keberhasilan menyelesaikan perselisihan diklaim sebagai keberhasilan komunikasi. Kemampuan menyatukan beragam pemikiran ke dalam keterikatan pemahaman yang sama, juga dikatakan sebagai keberhasilan komunikasi dari sebuah operasi intelijen penggalangan. Cara kerja yang cermat dan mendalam, kualitas berpikir yang cerdas, tajam dan akurat dalam menganalisa, serta kinerja yang semakin meningkat, harus menjadi ciri utama Bais TNI, yang bekerja berlandaskan tugas pokok TNI dan dua tugas OMP, serta empat belas tugas OMSP yarig diamanatkan oleh undang-undang," paparnya.