Rabu, 9 Oktober 2013 13:33:43 WIB
SERANG (Pos Kota) – Mayjen TNI (Purn) Ampi Nurkamal Tanujiwa, seorang penggagas terbentuknya Provinsi Banten, mengaku sedih dan terpanggil dengan perkembangan politik di Banten paska penangkapan Tb Chaeri Wardana alias Wawan serta pencekalan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Mantan Komandan Korem 064 Maulana Yusuf Banten ini mengimbau kepada para tokoh masyarakat, ulama serta pimpinan partai politik untuk tidak memperkeruh suasana di Banten. “Kondisi di Banten saat ini sedang memanas. Kepada seluruh masyarakat Banten jangan mengeluarkan pernyataan ataupun langkah yang dapat memancing gejolak di masyarakat,” tegas Ampi Nurkamal Tanujiwa kepada wartawan, Rabu (9/10).
Tokoh Banten yang akrab disapa Ampi ini juga menyayangkan pernyataan salah seorang ketua partai politik yang akan mengambil kekuasan jabatan Gubernur Banten dari tangan Ratu Atut Chosiyah. Sejauh ini, kata Ampi, Ratu Atut hanya dicekal sedangkan keterlibatan dalam kasus dugaan suap belum ada yang mengetahui kecuali penyidik KPK.
“Tidak pantas untuk mengeluarkan pernyataan seperti itu. Saya khawatir dengan pernyataan itu, karena Ratu Atut juga mempunyai banyak pendukungnya. Kita harus ikuti proses hukum yang sedang ditangani KPK,” tegas Ampi.
Selain itu, masyarakat Banten juga diminta untuk bersabar dan menunggu proses hukum di KPK. “Masyarakat juga jangan cepat memvonis, mari bersabar menunggu proses hukum yang sedang berjalan di KPK,” ujar Tanujiwa.
Sedangkan untuk para pendekar Banten yang dikenal sebagai loyalis Atut, untuk tidak terpancing emosinya. “Para pendekar yang loyalis juga jangan terpancing emosinya,” ujar Tanujiwa. (haryono/sir)
SERANG (Pos Kota) – Mayjen TNI (Purn) Ampi Nurkamal Tanujiwa, seorang penggagas terbentuknya Provinsi Banten, mengaku sedih dan terpanggil dengan perkembangan politik di Banten paska penangkapan Tb Chaeri Wardana alias Wawan serta pencekalan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Mantan Komandan Korem 064 Maulana Yusuf Banten ini mengimbau kepada para tokoh masyarakat, ulama serta pimpinan partai politik untuk tidak memperkeruh suasana di Banten. “Kondisi di Banten saat ini sedang memanas. Kepada seluruh masyarakat Banten jangan mengeluarkan pernyataan ataupun langkah yang dapat memancing gejolak di masyarakat,” tegas Ampi Nurkamal Tanujiwa kepada wartawan, Rabu (9/10).
Tokoh Banten yang akrab disapa Ampi ini juga menyayangkan pernyataan salah seorang ketua partai politik yang akan mengambil kekuasan jabatan Gubernur Banten dari tangan Ratu Atut Chosiyah. Sejauh ini, kata Ampi, Ratu Atut hanya dicekal sedangkan keterlibatan dalam kasus dugaan suap belum ada yang mengetahui kecuali penyidik KPK.
“Tidak pantas untuk mengeluarkan pernyataan seperti itu. Saya khawatir dengan pernyataan itu, karena Ratu Atut juga mempunyai banyak pendukungnya. Kita harus ikuti proses hukum yang sedang ditangani KPK,” tegas Ampi.
Selain itu, masyarakat Banten juga diminta untuk bersabar dan menunggu proses hukum di KPK. “Masyarakat juga jangan cepat memvonis, mari bersabar menunggu proses hukum yang sedang berjalan di KPK,” ujar Tanujiwa.
Sedangkan untuk para pendekar Banten yang dikenal sebagai loyalis Atut, untuk tidak terpancing emosinya. “Para pendekar yang loyalis juga jangan terpancing emosinya,” ujar Tanujiwa. (haryono/sir)