Selasa, 1
Oktober 2013 11:48:41 WIB
MAKKAH – Geraknya
gesit dan tutur kata halus penuh kesabaran saat merangkul kecemasan yang
terpancar di wajah-wajah jamaah haji tersesat. Pasukan srikandi sektor khusus
Masjidil Harram ini lalu mengawal para tamu Allah itu pulang ke pemondokan.
Jamaah calon
haji (calhaj) tersesat jalan beragam
usia silih berganti datang mengadu saat kehilangan arah menuju pemondokan.
Mereka menyambangi ‘markas’ sektor khusus yang berada di mulut pintu keluar
Marwah Masjidil Haram.
Sang srikandi
sektor khusus yang berasal dari unsur TNI/Polri dengan sigap ‘menangkap’ sinyal
sinyal kebingungan jamaah haji tersesat jalan kesasar jalan.
Mereka berjumlah
6 orang dan bekerja dalam 2 shift selama 12 jam. Mereka bahkan tidak
segan-segan jemput bola menyisir dan menyambangi jamaah yang clingak-clinguk
penuh cemas di pelataran masjid terbesar di dunia itu.
“Bapak mau ke
mana? Mau pulang ke pemondokan ya?,” sapa Budi Purwati Ningsih ramah kepada
seorang jamaah haji lansia yang mengenakan baju ikhram dan tampak kebingungan
itu, di area pintu keluar Marwah, Masjidil Haram, Senin (30/09).
“Saya mau pulang,
tapi terpencar dari teman-teman,” cerita si jamaah tersesat.
Budi Purwati
yang bertugas di Mabes Polri itu juga memastikan sang jamaah hati itu telah
sempurna menjalani prosesi umrah “Bapak sudah tawaf 7 kali? Sudah sai 7 kali?
Sudah tahalul?,” tanya Budi Purwati.
Si jamaah yang
diketahui bernama manggut-manggut. “Sudah. Saya mau pulang, istirahat, pingin
tidur,” dengan raut wajah terlihat lelah itu.
“Bapak didata
dulu, minum dulu ya. Sabar ya Pak. Sopir kami sedang antar jamaah lain, nanti
gantian antar Bapak,” ujar Budi Purwati memeriksa gelang identitas dan mencatat
lokasi pemondokan jamaah.
Wajah jamaah
haji lansia itu berubah sumringah ketika tiba giliran diantar pulang. “Terima
kasih ya, Bu,” ucap jamaah itu sambil tersenyum dan menjabat tangan perempuan
asal Solo itu.
Pengamanan
jamaah haji juga dipersembahkan Puspa Riana Ramli. Perempuan ayu dan ramah ini
sigap wara wiri mengantar jamaah haji ke mobil petugas haji yang mengantar
‘pasien’ tersesat ke rumah. Ia juga menawarkan makanan dan minuman bagi jamaah
haji.
“Sabar ya Pak,
sabar ya Bu nanti diantar,” hibur Puspa.
Puspa juga jeli
memperhatikan gerak-gerik mencurigakan orang yang tidak dikenal di antara
jamaah haji “Saya pernah ikuti pria itu terusn dia orang Indonesia.
Gerak-geriknya mencurigakan. Saya pepet dan pantau terus hingga akhirnya dia
keluar dari tengah-tengah kumpulan jamaah haji,” cerita perempuan yang bertugas
di Mabes TNI itu.
Sedangkan Esti
Chasanah Wongsopawiro punya kisah sendiri. Ia pernah mengejar jamaah haji yang
linglung.
“Jamaah itu
bilang, ini Solo ya. Dibantu antar pulang sulit sekali sampai akhirnya
bersedia, kita tenangkan dan diantarlah ke pemondokan,” ujar Esti yang murah
senyum ini. “Saya bahagia kalau melihat jamaah haji tersenyum lagi setiba di
pemondokan,” ujarnya.
Wakasektor
khusus Tien Abdullah juga punya pengalaman tersendiri. Ia lebih senang blusukan
di lapangan membantu jamaah tersesat.
Tien pernah
nyaris ditimpuk sandal oleh jamaah haji yang panik dan tidak sabaran manakala
diminta menunggu giliran mobil pengantar jamaah sesat “Saya minta jamaah itu
sabar dan terus berdoa. Saat itu saya harus menangani jamaah haji pingsan, satu
sisi ada kakek yang kakinya lecet-lecet semua. Padahal jamaah harus antre
menunggu giliran mobil yang akan membawa mereka ke rumah,” papar Tien.
Bagi dia,
kesabaran dan keikhlasan adalah kunci melayani tamu Allah. “Saya selalu
mengimbau jamaah haji terus berdoa dan bersabar menghadapi masalah. Tidak ada
yang bisa temukan mereka, kecuali kehendak Allah,” tutur Tien. (mch/sir)