Ancaman nirmiliter yang amat
berbahaya di era modern mendorong pemerintah membangun lembaga pendidikan
pertahanan.Kementerian Pertahanan (Kemhan) pun memprakarsai pembentukan
Universitas Pertahanan (Unhan)."Unhan merupakan lembaga pendidikan tinggi
unik, karena dirancang dan mengkhususkan pada studi pertahanan setara
magister.Unhan didirikan sebagai institusi edukasi terbuka yang memberi
kesempatan bagi perwira TNI dan sipil untuk belajar dan memperdalam ilmu
pertahanan dari sudut pandang militer, politik, ekonomi, sosial, budaya,"
kata Rektor Unhan Letnan Jenderal TNI Ir Drs Subekti MSc MPA.
Mengingat predikat yang disandangnya, tak salah
bila ia layak disebut pencetak master pertahanan. Jenderal akademisi kelahiran
Tulungagung, Jatim, 5 Maret 1956, ini, adalah lulusan Akabri 1980 dengan Kecabangan
Artileri Medan (Armed). Pemikir-pertahanan yang : aktif berbahasa Inggris dan
Perancis, ini, menyelesaikan S1 di STAI LAN RI (1988), STT AL (1992),
Pascasarjana Universitas Brawijaya (2006), National
Defence University AS, dan kandidat doktor Universitas Brawijaya Malang.
Berdasarkan penugasan, suami Sri Hardani, ini, sudah berkeliling dunia, ke
negara di Asia, Afrika, Eropa, Amerika, dan Australia. Ayah dari Bagus Edi
Prabowo, Ayu Galuh Mega Pratiwi, dan Diah Ayu Permata Sari, ini, pernah
tergabung dengan Pasukan Garuda-XI-3 Kuwait (1994). Berdasarkan Keputusan
Panglima TNI No. ; Kep/639/lX/2012, 24 September 2012, mantan Asrena KSAD ini,
dipercaya jadi Rektor ' Unhan RI. "Unhan dicita-citakan jadi unversitas
kelas dunia. Beberapa perguruan tinggi seperti Cranfield University, National Defence University AS, Rajaratnam School of International Sstudies
Singapura, dan beberapa universitas di Australia dan Jerman, mendukung pendirian
dan proses belajar-mengajar di Unhan," katanya.(Yudhiarma), Sumber Koran: Suara Karya (04 Oktober 2013/Jumat, Hal. 01)