JAKARTA — Polisi
telah menemukan petunjuk untuk mengungkap kasus penembakan dalam insiden
tawuran di depan Kompleks Menzikon, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Petunjuk itu didasari keterangan sejumlah saksi yang melihat langsung kejadian
itu. "Untuk sementara, ada dugaan pelaku adalah anggota Polri," kata
Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Mulyadi Kaharni
kemarin.
Mulyadi
mengatakan sudah mengetahui identitas polisi yang diduga melakukan penembakan
itu. Namun, untuk memastikan kebenarannya, penyidik memerlukan pemeriksaan
mendalam. "Namanya sudah ada, selanjutnya akan kami tahan untuk
diperiksa," ujarnya."Kalau memang terbukti, akan ditindak sesuai
hukum."
Mulyadi menjamin
proses penyelidikan dilakukan secara transparan. Karena itu, dia meminta masyarakat
bersabar untuk menunggu penyelidikan tuntas. "Tidak ada upaya untuk
menutup-nutupi kasus ini," katanya.
Seorang penyidik
di Polda Metro Jaya mengatakan polisi memiliki barang bukti untuk mengungkap
pelaku penembakan. Barang bukti itu berupa proyektil yang bersarang di tubuh
Muhamad Syaifullah, 15 tahun, korban yang tewas. "Proyektil masih
diperiksa di Puslabfor Polda Metro," katanya.
Selain barang
bukti, penyidik memperoleh petunjuk penting dari seorang saksi berinisial DA.
"Dia berada di lokasi dan melihat orang yang menembak korban," kata
sumber yang sama. Menurut saksi DA, pelaku penembakan mengenakan kaus putih dan
celana jins pendek serta menggunakan tas kecil.
Disebutkan juga,
lelaki berkaus putih itu keluar dari dalam kompleks Menzikon ke Jalan Raya
Bogor. "Dia berdiri di separator jalan, kemudian melepaskan tembakan dua
kali," kata sumber itu.
Insiden tawuran
itu terjadi pada dinihari, 25 Agustus lalu. Sekelompok remaja bersepeda motor
mendatangi kompleks untuk menjemput teman mereka yang ditahan di pos penjagaan.
Namun kedatangan
mereka dihadang penghuni kompleks. Saat itulah terjadi bentrokan fisik yang
berujung penembakan.
Syaifullah
menjadi korban. Remaja itu tewas setelah peluru menembus punggung kanannya.
Selain itu, ada M. Rizky, 19 tahun, yang terluka akibat terserempet peluru,
serta Zulham Harahap, 38 tahun, yang menderita luka bacok.
Polisi membentuk
tim gabungan bersama Sub-Denpom Rayon II Cijantung untuk menyelidiki kasus
ini. Keterlibatan polisi militer dianggap penting karena diduga ada tentara
yang terlibat dalam kasus itu. Namun dugaan tersebut dibantah oleh Kepala
Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal Rukman Ahmad. "Tidak ada
indikasi pelakunya adalah anggota TNI," ujar Rukman.
Anggota Komisi
Kepolisian Nasional, Adrianus Meliala, yang juga kriminolog, menilai kasus
penembakan ini memang sensitif. Karena itu, wajar saja apabila polisi
melibatkan TNI dalam proses penyelidikan. "Karena diduga ada anggota
TNI/Polri yang terlibat," katanya. (AFRILIA SURYANIS | MARIA YUNIAR |
ISTMAN MP | SUSENO), Sumber: Koran Tempo (29 Agustus 2013/Kamis, Hal. 03)