JAKARTA, Anggota
DPR Tantowi Yahya dan Sutan Bathoegana menyatakan rakyat menunggu sejumlah
gebrakan yang akan dilakukan Panglima TNI yang baru Jenderal TNI Moeldoko.
Anggota Komisi I Tantowi Yahya yang ikut propert test calon Panglima TNI
mengatakan, sudah mengetahui rekam jejak, visi, dan misinya dalam mengawal dan
menjaga keutuhan NKRI dan bertekad menjadikan TNI sebagai militer yang
profesional.
"Artinya,
TNI dijamin tidak berpolitik dan netral, sebagai dipaparkan oleh Moeldoko,
tugas TNI adalah menjaga keutuhan wilayah. Ini menjadi modal penting. Selain
itu akan terus memperkuat alutsista melalui pemaksimalan penggunaan potensi
produk-produk dalam negeri," ujar Tantowi, ditemui sebelum menghadiri
Sidang Paripurna DPR Selasa (27/8/2013).
Sebelumnya, pada
sidang Paripurna DPR RI menyetujui Jenderal TNI Moeldoko menjadi Panglima TNI
menggantikan Laksamana TNI Agus Suhartono yang segera memasuki masa pensiun.
Dalam Rapat Paripurna DPR yang dipimpin Wakil Ketua Priyo Budi Santoso,
mengagendakan pengambilan keputusan persetujuan terhadap pemberhentian dan
pengangkatan Calon Panglima TNI di Gedung DPR, di mana Moeldoko mendapat
persetujuaan aklamasi.
Priyo
mengatakan, bangga menyaksikan TNI menjauhkan dari dari hiruk-pikuk politik,
tetapi satu hal yang harus dicatat bersama ialah alat-alat perang alutsista
masih banyak yang ketinggalan. "Komisi I telah bersepakat berada di ujung
terdepan untuk mendorong dan mendukung sepenuhnya modernisasi alat-alat perang
supaya menjadi TNI yang tangguh," katanya.
Moeldoko
menyatakan akan segera menyusun program kerja, di antaranya melakukan
modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista). Ia akan mengusulkan
penambahan remunerasi terhadap anggota TNI yang berprestasi, dari 37% saat ini
menjadi 57%. "Saya jamin, seluruh prajurit dalam pesta demokrasi memberikan
kontribusi terbaik, dan ada pada posisi sangat netral pada Pemilu 2014,"
ujarnya. (A-109), Sumber Koran: Pikiran
Rakyat (28 Agustus 2013/Rabu, Hal. 09)