JAKARTA - Melalui
Sidang Paripurna DPR RI yang digelar Selasa (27/8), DPR menyetujui Jenderal TNI
Moeldoko sebagai Panglima TNI baru menggantikan Laksamana Agus Suhartono yang
memasuki masa pensiun. Pada awal kepemimpinannya, Moeldoko akan menjadikan
beberapa hal sebagai prioritas kerjanya. Salah satunya adalah ikut menyukseskan
penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2014.
"Kita akan
mengawal tahun politik, prosesnya berjalan dengan baik. stabil. Karena
kontribusi dalam pemilu yang harus dijalankan TNI adalah dengan memposisikan
diri dengan sangat netral. Bukan sekadar netral, tapi sangat netral,"
imbuhnya Moeldoko di Gedung DPR, Senayan, kemarin. (27 8)
Moeldoko sendiri
sangat mewanti-wanti seluruh jajaran TNI akan hal ini jangan sampai, prajurit TNI
terlibat dukung mendukung partai atau kandidat yang dapat mencederai
demokrasi. Dirinyapun menjanjikan adanya sanksi tegas bagi siapapun yang berani
bersikap tak netral dalam pemilu. "Pasti ada tindakan tegas. Kalau itu
pemimpin, dia harus mempertanggungjawabkan kepemimpinannya, bisa kita copot
dari jabatannya. Dan itu sudah kita buktikan," tegasnya.
Moeldoko
menambahkan, kontribusi lain yang bisa dilakukan TNI dalam pemilu seperti
memberikan bantuan dalam distribusi logistik ke daerah-daerah yang sulit
dijangkau sebagaimana dilakukan pemilu-pemilu sebelumnya. "Contohnya jika
perlu bantuan alat bantu udara dalam rangka mendistribusikan sesuai dengan
UU," tegasnya.
Setelah nantinya
akan dilantik sebagai Panglima TNI oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY). Moeldoko juga akan mengawali kiprahnya dengan melakukan konsolidasi.
Dia mengaku akan melanjutkan kebijakan strategi pertahanan ke depan, rencana
strategi pembangunan kekuatan, dan rencana strategi pembinaan kekuatan.
"Yang pertama akan memperkuat sumber daya manusia (SDM), termasuk di
dalam ada kulturnya, dan kedua akan melanjutkan proses modernisasi alutsista
kita," ujar Moeldoko.
Dia juga akan
memperjuangkan kenaikan remunerasi prajurit. Diharapkan kenaikan yang saat ini
baru 37 persen dinaikkan menjadi 57 persen. Menurutnya, dalam prakteknya
kenaikan 37 persen itu masih belum memadai.
Perlu diketahui
karir militer lulusan Akademi Militer angkatan 1981 itu terbilang cemerlang.
Pria kelahiran 8 Juli 1957 itu mengalami tiga kali rotasi jabatan yaitu,
Panglima Divisi 1 Kostrad, Panglima Kodam (Pangdam) XII Tanjungpura, dan
Pangdam III Siliwangi.
Pada 2011,
Moeldoko mengemban tugas sebagai Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional
(Lemhanas). Dua tahun kemudian, dia meniabat Wakil KSAD. Tak lama kemudian,
Moeldoko menjadi KSAD menggantikan Jenderal Pramono Edhie yang memasuki masa
pensiun.
Sementara itu,
Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanudin mengatakan, dalam melaksanakan tugas
untuk melakukan pembahasan persetujuan mengenai pemberhentian dan pengangkatan
Panglima TNI. Komisi I telah melakukan rangkaian proses uji kepatutan dan
kelayakan pada 21 Agustus 2013. "Dalam proses itu sebagai kelengkapan
administrasi, calon panglima telah menyerahkan bukti penyerahan laporan kekayaan
penyelenggara negara, NPWP, SPT Pajak tahun terakhir, daftar riwayat hidup,
dan surat keterangan berbadan sehat." kata politisi PDI Perjuangan ini. (dms),
Sumber Koran: Indo Pos (28 Agustus 2013/Rabu, Hal. 03)