BAYUNG LENCIR,-
Pencurian minyak mentah Pertamina di jalur pipa Tempino-Plaju yang terpusat di
Kecamatan Bayung Lencir dan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera
Selatan, kini berhenti. Namun, kondisi ini bakal hanya sesaat sebab belum satu
pun pelaku besar ditangkap.
Sejauh ini hanya
pelaku lapangan yang ditangkap dalam operasi yang berlangsung dua bulan itu.
Sejumlah lapak penyulingan minyak mentah di Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten
Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Selasa (27/8), telah dibongkar. Jumlah lapak
penyulingan itu sekitar 600 unit yang tersebar di lima desa.
Kepala Desa
Simpang Bayat Kamari mengatakan, pembongkaran dilakukan oleh pemilik lapak
sendiri sekitar satu pekan terakhir. Pada 15 Agustus lalu, aparat gabungan
Polda Sumatera Selatan dan TNI menggerebek lokasi. "Sejumlah warga minta
untuk membongkar sendiri lapak mereka. Sejak itu tidak ada aktivitas
lagi," katanya.
Dalam
penggerebekan pada 15 Agustus, polisi menahan sembilan orang. Mereka berada dalam
lapak saat penggerebekan itu. Salah satu yang ditangkap adalah pegawai
perusahaan subkontraktor yang disewa PT El-nusa yang juga anak perusahaan PT
Pertamina EP. Selain itu, empat sopir truk pengangkut minyak mentah yang
diduga curian juga ditangkap anggota Kodam II/Sumatera Selatan.
Manajer Humas
Pertamina EP Agus Amperianto mengatakan, pencurian tersebut dikhawatirkan
hanya berhenti sementara. Sebab, pelaku utama belum tersentuh hukum.
"Orang-orang
yang tertangkap hanya pelaku lapangan. Pelaku utama selalu bisa menyewa orang
lapangan lagi. Sebelum pelaku utama ditangkap, pencurian minyak sulit
berhenti," ujarnya.
Selain sebagai
penadah, pelaku utama itu juga bertindak sebagai penjual hingga ke Jakarta,
Batam, dan Pekanbaru. Minyak mentah dari pipa Tempino-Plaju diduga disuling
untuk oplosan dan dikirim ke luar negeri.
Pencurian minyak
mentah di jalur ini berhenti sejak aliran pipa Tempino-Plaju dihentikan Pertamina
EP akhir Juli lalu. Penghentian disebabkan pencurian minyak dengan melubangi
pipa cukup tinggi.
Pada peristiwa
ledakan pipa di Simpang Bayat awal Oktober 2012, pencurian juga berhenti selama
satu bulan karena penjagaan ketat aparat. Namun, setelah itu tingkat
pencurian terus meningkat.
Agus mengatakan,
sesuai informasi dari Tim Keamanan Pertamina EP, pencurian dan perdagangan
minyak mentah tersebut merupakan kejahatan jaringan. Setidaknya terdapat satu
penadah besar di Jambi.
"Pencurian
dan perdagangan minyak mentah ini seperti mafia, melibatkan banyak orang di banyak
institusi, termasuk indikasi didukung oknum aparat keamanan setempat,"
ujar Agus.
Untuk memperkuat
pengamanan di Bayung Lencir, PT Pertamina menandatangani nota kesepahaman
penjagaan teritorial dengan TNI. Penandatanganan menurut rencana dilakukan
Direktur Utama PT Pertamina Persero Karen Agustiawan dan Kepala Staf TNI Angkatan
Darat Jenderal Moeldoko di Bayung Lencir, Rabu ini. (IRE), Sumber Koran: Kompas
(28 Agustus 2013/Rabu, Hal. 22)