SELASA, 27
AGUSTUS 2013 | 08:21 WIB
TEMPO.CO,
Jakarta - Tawuran antar-kelompok pemuda terjadi di depan Kompleks Menzikon
(Resimen Zeni Konstruksi) TNI Angkatan Darat, Jalan Raya Bogor, Pekayon, Pasar
Rebo, Jakarta Timur, pada Ahad dinihari, 25 Agustus 2013, pukul 02.00. Tawuran
ini diduga melibatkan pemuda warga Kompleks Menzikon dengan warga dari Ciracas
dan Cipayung.
Dari informasi
yang diperoleh Tempo, penyebab tawuran ini bermula saat seorang pria bernama
Valentino bersama tiga teman wanitanya mengantarkan Danang pulang ke rumahnya
di Kompleks Menzikon TNI AD, sekitar pukul 01.00, Ahad dinihari. Namun, saat
mereka melintas di Pos RW 01 Kompleks Menzikon, beberapa anak muda yang
nongkrong menggoda rekan wanita Valentino.
Saat Valentino
pulang dari rumah Danang, ia dicegat dan dikeroyok sekelompok pemuda tersebut.
Kemudian, Valentino, Danang, dan tiga rekan wanitanya diamankan di pos jaga
Kompleks Menzikon.
Lalu, sekitar
pukul 02.00, ada sekitar 20 pemuda yang merupakan teman Valentino mendatangi
Kompleks Menzikon untuk balas dendam. Tapi dihadang warga Kompleks Menzikon di
jembatan pintu gerbang Menzikon.
Penghadangan itu
berujung tawuran antara kelompok pemuda dan warga. Hal itu membuat anggota jaga
di Markas Menzikon meletuskan tembakan senjata api untuk membubarkan tawuran
tersebut. Para pemuda itu langsung lari dan dikejar warga sampai depan Polsek
Pasar Rebo. Hingga akhirnya anggota Polsek Pasar Rebo berhasil membubarkan
tawuran tersebut.
Dalam tawuran
itu, seorang remaja bernama Muhamad Saefullah, 15 tahun, warga Cipayung,
meninggal dunia karena luka tembak. Dua orang lainnya juga mengalami luka
tembak dan luka senjata tajam. Keduanya yakni Muh. Rizky, 19 tahun, warga
Ciracas, yang mengalami luka tembak pada paha kanan, dan Zulham Harahap, 38
tahun, warga Kompleks Menzikon TNI AD, yang terluka pada kaki sebelah kiri
akibat senjata tajam.
Ayah angkat Saefullah,
Mat Ali, 38 tahun, tidak mengetahui pasti apakah anaknya itu terlibat dalam
tawuran di depan Kompleks Menzikon. "Temen-temennya enggak ada yang
cerita. Yang saya tahu, dia abis magrib atau isya hanya pamit ingin menonton
panggung 17-an. Dia pergi sama temennya, diboncengin naik motor," kata Mat
Ali saat ditemui Tempo di rumahnya di Cipayung, Senin, 26 Agustus 2013.
Namun, ia dan
ibu kandung Saefullah, Dian Nurnaningsih, 40 tahun, mengaku sudah mengikhlaskan
kepergian anak bungsu dari tiga bersaudara itu. "Kami ikhlas dan sudah
menyerahkan (kasusnya) ke polisi. Kami serahkan ke pihak berwajib,"
ujarnya. Saefullah yang masih bersatus sebagai pelajar kelas 1 di SMK Kaula
Jakarta, jurusan otomotif, itu tewas dengan luka tembak pada punggung sebelah
kanan. (AFRILIA SURYANIS)