Selasa, 30 Juli 2013 | 16:53 WIB
YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Supervisor
PT Pertamina Patra Niaga, Eko Sulistyo menegaskan, meski pelatihan bagi anggota
Polri dan TNI terbilang singkat, namun ia yakin akan mampu mendukung distribusi
bahan bakar minyak (BBM) di wilayah DIY.
"Pelatihan memang hanya
dilakukan satu hari, namun saya yakin anggota Polri dan TNI yang ada disini
mampu mem-backup distribusi BBM," ujar Supervisor PT Pertamina Patra
Niaga, Eko Sulistyo, Selasa ( 30/07/2013).
Eko mengungkapkan, jika rencana
mogok para sopir truk BBM benar-benar belangsung, nantinya 63 personil gabungan
yang telah mendapat pelatihan, akan mendistribusikan BBM dari Depot yang
terletak di Argomulyo, Sedayu, Bantul ke beberapa SPBU di wilayah Kota Yogya,
Purworejo, Parakan, Prambanan, Temangung dan Klaten.
"Jumlah truk tangki BBM di
Depot, tersedia 60 mobil tangki. Jumlah itu sudah disesuaikan dengan banyaknya
personil TNI-Polri yang terlibat," tandasnya.
Eko menjelaskan, ada perbedaan
mendasar antara mengendarai truk Polri/TNI dan pengoperasian truk tangki BBM.
Di mana, setiap sopir truk BBM membawa barang berbahaya (mudah terbakar). Sehingga, sisi keselamatan dan keamanan sopir
maupun orang lain, tetap menjadi prioritas.
Selain itu, berdasarkan aturan
yang berlaku, jika mengendarai truk tangki BBM dengan muatan, maka kecepatan
maksimal hanya 40 kilometer per jam. "Bisa diandaikan sopir tangki BBM itu
membawa bom yang bisa membahayakan semuanya. Makanya SOP-nya harus
dipatuhi," kata Eko.
Sementara itu, Karendal Ops
Operasi Ketupat 2013 Polda DIY Kombes Pol Arief Pranoto mengatakan semua
personil yang mengikuti pelatihan sudah mempunyai basic mengendarai truk.
Sehingga tinggal memberikan pengetahuan mengenai komponen truk tangki BBM.
"Mereka sudah pernah
mengendarai truk Polri dan TNI, jadi tidak begitu mengalami kesulitan hanya
butuh pengetahuan tentang komponenya saja," tegas Eko.