26/07/2013 09:22:00
PONTIANAK--Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI Polri (FKKPI) Kota Pontianak menggelar bazar di berbagai asrama TNI dan Polri hingga menjelang Idulfitri. Bazar pertama digelar di Asrama Hidayat, Jalan Aliayang, Kamis (26/7). Bazar di Asrama Hidayat dimulai sekitar pukul 15.00. Namun satu jam sebelumnya warga telah menyemut di sekitar tenda bazar. Warga terutama ibu-ibu antusias membeli barang kebutuhan pokok pada bazar tersebut, untuk memenuhi kebutuhan Ramadan dan persiapan lebaran.
Ketua Pengcab FKPPI 1501 Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, mengatakan bahwa asrama TNI dan Polri sengaja dijadikan lokasi bazar karena penghuni asrama merupakan keluarga besar FKKPI. “Kami (FKPPI) tidak dapat terpisahkan dari para penghuni asrama. Mereka adalah ibu, bapak, dan saudara kami semua. Jadi sewajarnya kami berbagi,” katanya. Berbagai barang yang ada pada bazar tersebut dijual murah dari harga pasar. FKPPI Kota Pontianak memberi subsidi agar terjangkau oleh penghuni asrama. “Setiap Ramadan dan menjelang Idulfitri harga barang naik. Kami ingin berbagi agar para penghuni asrama, keluarga besar TNI Polri dapat membeli barang-barang kebutuhan dengan harga terjangkau,” ujar Edi Kamtono.
Asrama yang menjadi sasaran bazar, antara lain Asrama Hidayat, Asrama Honggo Pranoto, Aspol Jeruju, Asrama Khatulistiwa, dan Asrama Airud. FKPPI tidak melaksanakannya serentak tetapi bertahap. “Kami datangi asrama-asrama itu bergantian,” ujar Edi Kamtono yang juga calon wakil wali kota Pontianak mendampingi Sutarmidji. Ketua Generasi Muda FKPPI Kota Pontianak, Diantopo Masngoedi, mengatakan bahwa barang yang dijual pada bazar tersebut terdiri atas telur, minyak goreng, gula, dan minuman. Tentu jauh lebih murah dari harga pasar. Misalnya telur, yang di pasar dijual Rp1.700 per butir kami jual Rp1.200 per butir. “Tidak semua prajurit TNI Polri atau pensiunan yang berkecukupan. Ini salah satu bentuk penghargaan kami kepada mereka,” katanya.
Tidak ada sistem karcis untuk dapat berbelanja pada bazar tersebut, FKPPI hanya membatasi jatah belanja setiap orang agar tidak ada yang memborong sehingga banyak yang merasakan barang murah itu. “Minyak goreng kami batasi satu orang tiga botol, telur tiga puluh butir, gula tiga kilogram,” jelas Diantopo.