Selasa, 30 Juli 2013, 14:42 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah mengusulkan KSAD Jenderal (TNI)
Moeldoko sebagai Panglima TNI menggantikan Laksamana Agus Suhartono yang akan
pensiun pada Agustus mendatang. Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso
mengemukakan, usulan nama Moeldoko sebagai Panglima TNI itu tertuang dalam
surat presiden yang ditujukan kepada pimpinan parlemen, 23 Juli lalu.
Menurut Priyo, SBY hanya
mengusulkan nama Moeldoko sebagai Panglima TNI. Tidak ada nama lainnya. Ia
menyebut, surat tersebut akan dikirimkan pimpinan ke Badan Musyawarah (Bamus)
DPR seusai reses pertengahan Agustus ini.
Wakil Ketua DPR Pramono Anung
menambahkan, Moeldoko merupakan sosok prajurit yang ideal dan memiliki catatan
perjalanan karier di militer yang cemerlang. Karena itu Moeldoko pantas untuk
menjadi Panglima TNI yang baru.
"Moeldoko adalah sosok
prajurit yang lahir di era reformasi. Dia salah satu tokoh penting di TNI AD
yang berkomitmen agar TNI kembali ke barak dalam fungsi dan tugas pokoknya
sebagai alat pertahanan negara. Tidak lagi masuk ranah politik. Sehingga, ia
memang layak untuk melanjutkan kepemimpinan di organisasi," kata Pramono
seperti dilansir laman setkab.go.id, Selasa (30/7).
Menurut Pramono, sepanjang
kariernya Moeldoko tidak memiliki catatan buruk. Karena itu, ia yakin hal ini
akan meminimalisasi kemungkinan terjadinya perdebatan di Komisi I saat uji
kelayakan dan kepatutan.
Pramono berharap, pemilihan
Moeldoko di Komisi I tidak sampai menggunakan mekanisme voting. "karena
ini menyangkut hal yang penting, menentukan Panglima TNI yang baru dalam
mengawal keamanan negara," tutur politisi PDI Perjuangan tersebut.
Moeldoko, lahir di Kediri, Jatim,
8 Juli 1957. Sejumlah jabatan pernah diembang jendral bintang empat tersebut.
Mulai dari Sespri Wakasad, Danrem 141 Tanjung Pura, Kasdam Jaya, Pangdlima
Divisi I Kostrad, Pangdam Tanjung Pura, Pangdam Siliwangi, Wagub Lemhanas,
Wakasad, hingga KSAD.