30 July, 2013
JAKARTA-Kepala Staf Angkatan
Darat Jenderal Moeldoko tinggal
selangkah jadi menjadi panglima TNI. Prosedur fit and proper test di parlemen
diperkirakan lancar. “Sebagai jenderal yang besar di Kostrad dan teritorial
Moeldoko bisa berdialog dan menerima saran pihak lain,” ujar koordinator Komisi
untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan
Haris Azhar di kantornya kemarin (29/07).
Haris mencontohkan, saat Moeldoko
menjadi Pangdam Siliwangi, Jawa Barat, Moeldoko pernah akan menjalankan operasi
sajadah terhadap para pengikut Ahmadiyah. Operasi ini semacam himbauan tentara
agar penganut Ahmadiyah bertobat dari keyakinannya.
“Namun, setelah bertemu dengan
kita dari kalangan aktivis ham dan pro demokrasi, Pak Moeldoko membatalkan
itu,” katanya.
Dari catatan Kontras, Moeldoko
yang pernah menjabat sebagai Pangdiv1 Kostrad itu relatif bersih dari catatan
negatif. “Tidak ada jejak atau record pelanggaran hak asasi manusia,” kata
Haris.
Yang paling penting lanjutnya,
Moeldoko harus bisa menjaga netralitas TNI dalam politik.
“Tahun depan adalah masa pemilu,
komitmen militer untuk benar-benar steril dari politik praktis benar-benar diuji,”
katanya.
Jenderal Moeldoko sendiri belum
berhasil dimintai tanggapan terkait pencalonannya sebagai calon tunggal
Panglima TNI.
Kepala Dinas Penerangan TNI AD
Brigjen Rukman Ahmad menjelaskan, KSAD tetap menjalankan tugas seperti biasa. Sumber : www.hariansumutpos.com