Tidak lama lagi,
pertahanan TNI Angkatan Darat (TNI AD) kita akan semakin kokoh. Ini seiring
dengan rencana kedatangan 153 unit tank jenis Leopard produksi Jerman ke tanah
air.Selain memiliki jarak tembah lebih jauh dan lebih presisi, tank jenis ini
dianggap cocok untuk wilayah perbatasan Indonesia.
Kementerian
Pertahanan optimistis tank Leopard baru dari Jerman akan mampu memperkuat TNI
AD. Tank kelas berat pertama dalam sejarah kavaleri itu akan memperkuat daerah
daerah perbatasan.
"Tim TNI AD
nanti yang akan menentukan posisi tepatnya di mana," kata Menhan Purnomo
Yusgiantoro di sela sela penutupan training bela negara PNS Kemhan di Rindam
Jayakemarin (24/09). Dua tank Leopard dan dua tank Marder sudah datang Sabtu
(21/09) malam lalu.
Menurut Menhan,
tank Leopard sangat cocok dengan kebutuhan pertahanan TNI di masa depan.
"Pembelian itu sudah melalui proses perencanaan strategi yang panjang.
Tentu sesuai," kata mantan Wagub Lemhanas itu.
Pada November
2012 Kemenhan menandatangani kontrak pembelian tank tangguh tersebut senilai
USD 280 juta (sekitar Rp 3 triliun) dengan Jerman.Indonesia membeli sebanyak
153 unit MBT (main battle tank) dan IFV.Dengan rincian, 61 unit MBT Leopard
tipe revolution, 42 MBT Leopard 2A4, serta 50 IFV Marder. Untuk MBT Leopard
akan dilengkapi tank recovery, tank bridge layer, dan ambulans.
Tipe Leopard 2A4
yang dibeli bukan tank baru, melainkan bekas pakai yang di refurbish. Tank itu
dibuat pada durasi waktu 1985 hingga 1992.Pemerintah Jerman memiliki 2.125 MBT
Leopard 2A4.Karena over produksi, maka Leopard tipe ini dijual keberbagai
negara.Di antara yang sudah memakai adalah Austria, Polandia, dan Turki.Untuk
negara Asia, selain Indonesia, baru Singapura yang tercatat mengoperasikan 96
tank jenis itu.
Selain Leopard,
Marder juga bukan produk anyar. Prototipe awalnya dirancang pada 1960-an
dengan produksi perdana pada 1971. Saat ini sebagian Marder varian awal di Jerman
sudah akan digantikan generasi yang lebih baru, yaitu Puma.
Tank Marder
berfungsi sebagai tank angkut personel. Salah satu ciri khas Marder adanya
kanon atau meriam berkaliber 20 mm Rheinmetall MK 20 Rh202. Kanon ini
otomatis.Artinya, peluru tidak perlu diisi satu demi satu.Peluru yang
dipergunakan bisa dari berbagai jenis seperti amunisikonvensional, penembus
baja serta berdaya ledak tinggi.
Secara terpisah,
Direktur Lembaga Studi Pertahanan dan Strategi Indonesia Rizal Darmaputera
menilai TNI AD harus segera memikirkan sarana pendukung operasional Ieopard."Apakah
secara teknis, jalanan kita bisa dan kuat dilewati tank 63 ton," katanya.
Memang dari
hasil kajian tim kavaleri TNI Angkatan Darat menyimpulkan Leopard memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan tank kelas berat yang lain. Di antaranya dari
segi penggunaan bahan bakar, Leopard multifuel berbeda dengan lainnya yang
hanya bisa dengan satu jenis bahan bakar. Dari segi kemampuan, Leopard mampu
menembak sejauh 6 km, lebih jauh ketimbang MBT PT-91M milik Malaysia yang
sanggup 5 km.
"Tapi itu
harus diimbangi dukungan infrastruktur yang memadai," kata alumni IDSS
Jenewa itu.Jika tidak, pembelian besar-besaran senilai hampir tiga triliun itu
bisa sia-sia."Pengaturan dan penempatantank harus disesuaikan potensi ancaman
yang ada," katanya.
Tank Leopard
dianggap sebagai pilihan tepat untuk menghadapi kekuatan darat lawan yang
memiliki tank MBT sekelasnya. Ditinjau aspek itu, keunggulan MBT Leopard bisa
digunakan, yang meliputi kemampuan daya gerak, tembak, daya kejut dan
penghancuran.
Belum lagi
keunggulan desain teknologinya yaitu, besaran calibernya 130 milimeter, jarak
capai, kemampuan penetrasi dan penghancurannya, stabilizer system dan armor
protectionnya.
Leopard juga
punya keunggulan yang sangat menentukan yaitu, kemampuan firing control system
dan automatic target tracking system yang sangat akurat, serta auto ammo loader
guna mempercepat daya tembaknya, thermal imaging sight, laser range finder, dan
balistic computer. Dengan berbagai kelebihan tersebut, tank tersebut dianggap
cocok untuk kondisi geografi Indonesia.(rdl), Sumber Koran: Indo Pos(25
September 2013/Rabu, Hal. 08)