Senin, 23 September 2013 08:55, JAKARTA - Masa tanggap darurat kawasan sekitar Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut), diperpanjang. Sebab, status gunung tertinggi di Sumut tersebut masih siaga. Tidak boleh ada aktivitas pada radius tiga kilometer dari kawah. Karena itu, sebagian pengungsi belum diperbolehkan pulang.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menegaskan bahwa kegempaan vulkanik dalam di gunung setinggi 2.460 meter itu sudah menurun. Selama empat hari terakhir, gempa vulkanik tercatat rata-rata hanya 20 kali perhari. Selain itu, gunung tersebut beberapa kali batuk dan menyemburkan abu vulkanik dalam skala kecil.
Warga lima desa yang masuk kawasan rawan bencana (KRB) III di Gunung Sinabung masih diwajibkan mengungsi. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga kemarin ada 4.349 jiwa yang menghuni 12 titik pengungsian. Mereka berasal dari Desa Simacem, Bekerah, Sigarang-garang, Kutagunggung, dan Sukameriah.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, titik pengungsian berada di sejumlah gedung fasilitas umum seperti masjid dan gereja. "Siang tadi sudah dimulai proses pemulangan pengungsi yang tinggal di luar zona tiga kilometer," ujarnya di Jakarta kemarin.
Sekitar 2.500 jiwa pengungsi dari sembilan lokasi pengungsian dipulangkan menggunakan 15 truk dari TNI, BPBD, Brimob, Polres, Satpol PP, maupun dari Dinas PU Kabupaten Karo. Dengan begitu, nyaris semua pengungsi di luar KRB III sudah kembali ke rumah masing-masing.
Untuk pemulangan pengungsi yang tinggal di zona bahaya, pihak BNPB masih menunggu perkembangan terkini kondisi Sinabung dari PVMBG. Jika PVMBG menyatakan Sinabung sudah aman, maka pengungsi bakal dipulangkan.
Sementara itu, kemarin siang terjadi gempa tektonik di ujung barat Sumatera. Gempa berkekuatan 5,3 skala Richter (SR) itu berpusat di Samudera Hindia, sekitar 222 kilometer barat data Kota Sabang, Aceh, pada kedalaman 10 kilometer. BMKG menyatakan gempa tersebut tidak potensial menimbulkan tsunami, meski getarannya sempat dirasakan oleh warga di Banda Aceh.