September 24,
2013, 6:15 pm
JAKARTA,
MENITS.com - Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal (Purn) Pramono
Edhie Wibowo mengatakan tujuan Pemerintah mengusulkan RUU tentang Keamanan
Nasional untuk menjaga keamanan nasional secara menyeluruh.
"Jika
Indonesia aman maka bisa membangun pemerintahan yang legitimate dan ekonomi
yang kuat," kata Pramono Edhie Wibowo pada diskusi publik "RUU
Kamnas: Menuju Indonesia Aman, Sejahtera, dan Bermartabat", di Kampus
Universitas Diponegoro, Semarang, Selasa (24/9).
Menurut Edhie
Wibowo jika pertumbuhan ekonomi Indonesia kuat maka bisa membangun masyarakat
yang sejahtera dan bermartabat.
Sebaliknya, jika
Indonesia tidak aman, maka Indonesia sulit membangun pemerintahan yang
legitimate dan pertumbuhan ekonomi yang kuat.
Ia mencontohkan
Indonesia sering menghadapi gangguan seperti ancaman terorisme, tapi masyarakat
tidak bisa berkontribusi membantu keamanan negara.
"Anggaran
negara yang seharusnya digunakan untuk membangun ekonomi, dialihkan untuk
mengatasi ancaman keamanan," katanya.
Edhie Wibowo menegaskan, sistem keamanan
nasional yang diusulkan Pemerintah melalui regulasi bukan hanya untuk
kepentingan TNI dan Polri tapi untuk nelindungi negara dan bangsa secara
keseluruhan.
Negara, kata
dia, adalah milik masyarakat, bukan milik pemerintah atau penguasa.
"Kelompok
masyarakat yang belum menerima usulan RUU Keamanan Nasional karena ada
kecurigaan atas persepsi yang berbeda," katanya.
Menurut dia,
kecurigaan ini karena belum terbangun komunikasi yang baik antara Pemerintah
dan kelompok masyarakat tersebut.
"Soal kecurigaan bisa diatasi dengan
membangun komunikasi," katanya.
Pada kesempatan
tersebut, Edhie Wibowo mengimbau agar masyarakat membangun komunikasi dan
menghilangkan rasa curiga.
Menurut dia,
Pemerintah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memberi kontribusi
masukan pada pembuatan RUU Kemanan Nasional.
Pada kesempatan
tersebut, Edhie Wibowo juga mengimbau, kepada pemuda dan mahasiswa agar bangga
menjadi bangsa Indonesia sebagai negara besar.
"Indonesia
harus dibangun menjadi negara kuat," katanya.
Edhie Wibowo
juga menceritakan, pada saat menjadi KSAD, Indonesia membeli tank Leoprad
berukuran besar sebanyak 150 unit dari negara produsennya, Jerman.
Pembelian tank
Leopard ini, kata dia, merupakan peningatan alat utama sistem persenjataan
(alutsista) secara signifikan, yang merupakan bagian dari membangun negara
kuat. (DR)