Rabu, 21 Agustus
2013 19:58 WIB
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Pembahasan demi
pembahasan telah dilakukan pihak angkasa pura I guna mencari titik terang
terkait rencana pengembangan dan perluasan Bandara Ahmad Yani.
Sejumlah
konsultan, instansi dan juga ahli turut dilibatkan dalam ranah pembahasan
pengembangan dan perluasan bandar udara yang berada di Semarang tersebut.
Namun, hingga
kini sekiranya langkah awal pembangunan terhadap rencana tersebut tak kunjung
juga terealisasi. Molornya realisasi tersebut disinyalir dipicu adanya
penambahan permintaan dari TNI AD yang sedianya berbeda dengan draft awal yang
telah disepakati.
Hal itu menjadi
bahan pertimbangan serius yang harus diselesaikan secara matang oleh seluruh
penentu kebijakan. Tentunya tidak semudah itu melakukan persetujuan, harus ada
kesepakatan bersama antara kedua belah pihak. Apakah itu berdampak baik atau
buruk bagi kedua belah pihak dan juga semuanya.
General Manager
Angkasa Pura I Bandara Ahmad Yani, Priyo Jatmiko, menuturkan, setelah melalui
proses yang cukup panjang, rencana perluasan dan pengembangan Bandara yang
berlokasi di Jawa Tengah itu akhirnya menemui titik terang.
“Berdasarkan
rapat semalam antara PT Angkasa Pura I, Setwapres, Kodam IV Diponegoro, serta
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, proses penandatanganan kerjasama atau PKS
menemui perkembangan yang positif. Isi dari PKS tersebut sudah tak jadi kendala
bagi kami Angkasa Pura I dan TNI,“ ungkap Priyo kepada Tribun Jateng, Rabu
(21/8/2013).
Menurutnya,
proposal yang sebelumnya telah diajukan sudah diterima oleh pihak Kodam IV
Diponegoro. Sehingga, lanjut Priyo, selangkah lagi proyek pengerjaan konstruksi
perluasan dan pengembangan bandara bisa mulai direalisasikan, tentunya setelah
mendapat persetujuan PKS dari Kementerian Pertahanan dan Panglima TNI.
“Kami berharap
September atau Oktober 2013 sudah mulai pengerjaan konstruksi sehingga pada
2016 diharapkan sudah selesai, Jadi pada 2017 sudah bisa dioperasikan,“ ujar
Priyo.
General Affair
and Communication Section Head PT Angkasa Pura I Bandara Ahmad Yani, Anom
Fitranggono, menambahkan, wacana yang beredar terkait pemindahan Bandara Ahmad
Yani ke beberapa tempat adalah tidak benar.
Anom berujar,
proses perluasan dan pengembangan Bandara Ahmad Yani lebih menguntungkan antara
kedua belah pihak yaitu PT Angkasa Pura I selaku pengelola Bandara dan juga TNI
selaku pemilik lahan.
“PT Angkasa Pura
I tidak perlu melakukan investasi yang terlalu besar untuk pembangunan Bandara
baru dan juga pihak TNI dapat memanfaatkan fasilitas Bandara sipil untuk
kepentingan pertahanan dan keamanan,“ imbuh Anom.