Jakarta, Program normalisasi Sungai Ciliwung yang
direncanakan mulai dari Pintu Air Manggarai hingga Jembatan TB Simatupang
terkendala pembebasan tanah guna pelebaran sungai dari 25 meter menjadi 60
meter.
"Upaya
(normalisasi Ciliwung) ini menghadapi kendala berupa sulitnya pembebasan tanah
yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta," kata Dirjen Sumber Daya
Air Kementerian Pekerjaan Umum Mohammad Hasan dalam rilis yang diterima di
Jakarta, Rabu (14/8).
Menurut Hasan,
kesulitan pembebasan lahan itu besar kemungkinan berdampak pada mundurnya
target penyelesaian normalisasi Sungai Ciliwung.
Ia
memperkirakan, bila awalnya direncanakan akan selesai pada akhir 2014, maka
kemungkinan masalah lahan dapat menunda kerampungannya hingga 2015.
"Saya kira
ada pengunduran, tetapi tidak terlalu jauh. Bila sebelumnya rencana selesai
akhir tahun 2014, maka kira-kira akan mundur enam bulan," kata Hasan
seperti dilansir Antara.
Ia memaparkan,
kendala pembebasan lahan tidak hanya terjadi di program normalisasi Ciliwung
melainkan juga penanganan tiga sungai utama ibukota lainnya.
Tiga sungai
utama tersebut ialah Pesanggarahan, Angke, dan Sunter, di mana telah banyak tanah
di sekitar sungai yang dikuasai masyarakat.
Sebagaimana
diberitakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersama anggota TNI Angkatan
Darat (AD), Kopassus serta organisasi masyarakat (ormas) di Jakarta, Rabu,
bergotong-royong membersihkan Sungai Ciliwung.
Material yang
dikerahkan dalam kegiatan bersih-bersih itu disediakan oleh Pemprov DKI dan
TNI AD. Dari Pemprov DKI, alat-alat yang disediakan, antara lain 100 unit truk
sampah, 50 unit gerobak motor, 10 unit dump truck, empat unit eksavator dan
dua unit bulldozer.
Sementara itu,
alat-alat yang disediakan TNI AD terdiri dari 15 unit dump truck, lima unit eksavator,
tiga unit loader, tiga unit trailer, lima unit ambulans, 74 unit LCR dan 200
unit truk angkut personel.
Pembersihan
Sungai Ciliwung dibagi menjadi lima sektor. Sektor I, yaitu rute Tanjung Barat
hingga Bidara Cina, Sektor II Bidara Cina hingga Kampung Pulo, Sektor III
sepanjang Kampung Pulo hingga Jalan Tambak, Sektor IV sepanjang Jalan Tambak
hingga Masjid Istiqlal dan Sektor V sepanjang Masjid Istiqlal sampai
Pademangan.
Kegiatan
pembersihan tersebut melibatkan hingga 8.700 personel gabungan yang terdiri
dari TNI AD, Kopassus, Pemprov DKI dan sejumlah ormas.
Sebanyak 8.700
personel tersebut dibagi secara merata ke lima sektor pembersihan, dengan rincian,
di Sektor I sebanyak 1.700 personel dan Sektor II hingga Sektor V
masing-masing 1.750 personel. (dik), Sumber Koran: Pelita (15 Agustus
2013/Kamis, Hal. 15)